Kejutan Besar Terjadi di Pemilu Israel, Sebuah Partai Islam Raih Kursi Parlement

13
202

Update.com| Sebuah partai Islam konservatif membuat kejutan besar pada  Pemilu Israel ketika partai itu berhasil meraih kursi di Parlemen. Dengan adanya kursi di parlement, maka Pemimpin partai itu kini muncul sebagai kingmakers bagi politik di Israel.

Berbeda dengan  kelompok politik Arab lainnya, Mansour Abbas dan partainya tidak menutup kemungkinan bergabung dengan pemerintah Israel. Abbas menyatakan siap untuk terlibat dengan kubu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atau para pesaingnya.

“Kami siap untuk terlibat dengan kubu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atau para pesaingnya.  Saya tidak berada di saku siapa pun,” kata Abbas kepada stasiun radio Israel dilansir oleh AFP, hari ini, Jumat (26/03/2021).

Diperkirakan bahwa  partai pimpinan  Mansour Abbas berada di jalur untuk memenangkan lima kursi di Knesset atau Parlemen Israel yang beranggotakan 120 orang, dengan sekitar 90 persen suara telah dihitung.

Dampak dari pemilu Israel terbaru tidak memberikan   jalan yang jelas bagi Netanyahu atau saingannya untuk membentuk pemerintahan. Kondisi itu menyiapkan panggung untuk pembicaraan koalisi yang berlarut-larut.

Pada pemilu tahun lalu  partai Raam telah menjadi bagian dari aliansi Daftar Gabungan yang sebagian besar orang Arab. Namun aliansi itu retak awal tahun ini di tengah perpecahan ideologis antara Abbas dan mantan mitranya.

Diketahui bahwa gaya politik Abbas yang konservatif,  lama berselisih dengan faksi-faksi Arab Israel lainnya, termasuk mereka yang memiliki akar komunis.

Jelang  pemungutan suara hari Selasa, Abbas menunjukkan keterbukaan untuk berurusan dengan Netanyahu, meskipun perdana menteri Israel tersebut telah menjelekkan orang Arab-Israel di berbagai titik melalui karier politiknya.

Abbas berpendapat bahwa para pemimpin Arab memiliki tanggung jawab untuk bermitra dengan siapa pun yang berkuasa untuk mengatasi epidemi kejahatan yang mengguncang komunitas Arab.

Analisis oleh media setempat menunjukkan bahwa kekuatan gabungan dari partai-partai pro-Netanyahu yang dideklarasikan adalah 52 kursi sementara mereka yang berusaha untuk mengakhiri pemerintahan panjangnya memperoleh 56 kursi.

Bagi Netanyahu, itu berarti mengamankan mayoritas 61 kursi dapat membutuhkan aliansi dengan mantan anak didiknya yang terasing, tokoh nasionalis religius Naftali Bennett yang diperkirakan akan mengontrol tujuh kursi  dengan Abbas.

Blok pro-Netanyahu setelah pemungutan suara hari Selasa juga mencakup blok Zionisme Agama ekstremis sayap kanan yang anggotanya telah melontarkan retorika anti-Arab yang menghasut.

Masa depan partai  Raam dan Zionisme Agama diharapkan untuk duduk dalam koalisi yang stabil di bawah Netanyahu tampak suram. Bagi kubu anti-Netanyahu yang terpecah secara ideologis, melibatkan Abbas juga bisa menjadi hal yang rumit.

Faksi politik ini  termasuk partai sentris sekuler Yesh Atid, yang dipimpin oleh Yair Lapid, kubu sayap kanan religius yang membelot dari Likud partai milik Netanyahu, serta saingan Abbas dalam aliansi Daftar Gabungan.

Masih menurut AFP, Amal Jamal, seorang analis di Universitas Tel Aviv, mengatakan Abbas tidak memiliki garis merah dan dapat menyelaraskan dengan kubu mana pun yang paling sesuai dengan kepentingannya. Dia akan menggoda semua pihak untuk mencoba dan mencapai apa yang dia inginkan. (iu)

13 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini