China Rilis Mata Uang Yuan Digital Buktikan Unggul Atas Amerika Serikat

8
201

Update.com| Presiden China, Xi Jinping  sahkan pemberlakuan mata uang yuan digital yang akan segera diluncurkan kepada sebagian warganya. Sebelumnya disebutkan bahwa yuan digital akan dicobakan di sektor pengiriman makanan (food delivery) melalui perusahaan startup Meituan Dianping.

Saat ini, negara maju  mulai mengembangkan Central Bank Digital Currency (CBDC/Mata Uang Digital Bank Sentral). Dalam perkembangannya, China berhasil mengalahkan Amerika Serikat dalam hal inovasi uang digital tersebut.

Keberhasilan China dalam mendigitalisasi sektor keuangan, diyakini dapat menimbulkan tantangan besar terhadap status dolar AS sebagai cadangan moneter de facto.

Diberitakan oleh  CNBC, hari ini,  Senin (26/07/2021), Central Bank Digital Currency adalah bentuk uang yang diatur oleh pemerintah tetapi bentuk uang ini sepenuhnya online. Saat ini, China berhasil meluncurkan yuan digitalnya ke lebih dari satu juta warga China.

Sementara pihak AS masih fokus pada penelitian. Dua kelompok yang ditugaskan untuk penelitian ini di AS, Inisiatif Mata Uang Digital MIT dan Federal Reserve Bank of Boston masih mengurai seperti apa mata uang digital bagi orang Amerika. Privasi adalah perhatian utama riset ini.

Menurut penjelasan Neha Narula, direktur Inisiatif Mata Uang Digital di MIT Media Lab, mengatakan,  ada dolar digital, privasi akan menjadi bagian yang sangat penting. Amerika Serikat sangat berbeda dari China.

Masih menurut Neha, kekhawatiran lainnya adalah aksesibilitas uang digital, menurut Pew Research Center, 7% orang Amerika mengatakan mereka tidak menggunakan internet.  Mulai dari orang tua hingga penyandang disabilitas banyak yang mengaku tidak pernah dan tidak mengerti internet. Itu adalah bagian dari apa yang sedang diteliti MIT.

Lebih lanjut Neha menyebutkan. sebagian besar pekerjaan yang kami lakukan mengasumsikan bahwa CBDC akan hidup berdampingan dengan uang tunai fisik dan pengguna masih dapat menggunakan uang tunai fisik jika mereka mau.

Dari pandangan beberapa pihak menilai bahwa kemunculan yuan digital sebagai sesuatu ancaman yang berbahaya. China dinilai akan mengeskpor sikap otoriternya tentang teknologi digital keberbagai negara.

“Yuan digital adalah ancaman terbesar bagi Barat yang kami hadapi dalam 30, 40 tahun terakhir. Ini memungkinkan China untuk mendapatkan cakar mereka ke semua orang di Barat dan memungkinkan mereka untuk mengekspor otoritarianisme digital mereka,” kata Kyle Bass dari Hayman Capital Management.

Pengembangan mata uang digital China saat ini melampaui Amerika Serikat. Hal tersebut bisa menjadi ancaman bagi status dollar AS.

Diketahui saat ini, hampir 80 negara, termasuk di dalamnya China dan Amerika Serikat, sedang dalam proses mengembangkan Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC atau Central Bank Digital Currency).  CBDC adalah bentuk yang yang diregulasi oleh otoritas namun tersedia pula dalam bentuk online.

Dari penjelasan yang disampaikan oleh  Erwin Haryono,  Kepala Departemen Komunikasi BI, mennyebutkan, BPPU 2025 merupakan peta jalan pengembangan infrastruktur pasar uang, sementara CBDC berada di wilayah yang berbeda.

“Saat ini belum punya urgensi untuk menerbitakn CBDC. Di beberapa negara (Sudah berjalan), karena refrensi penduduknya dalam memegang cash rendah. Di Indonesia urgensinya belum sebesar negara-negara itu. Konsep CBDC baru berkembang beberapa wacana,” kata Erwin.

Disampaikan juga bahwa saat ini, CBDC disebut sebagai insiatif baru yang berkembang di global, yang saat ini bank sentral di berbagai negara tengah melakukan berbagai pengkajian. (iu)

8 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini