Korut dan Korsel Berdamai Usai Pulihkan Hubungan Antar Kedua Negara Serumpun

16
215

Update.com| Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) kembali berdamai setelah hubungan diputus sejak Juni tahun lalu. Kedua negara serumpun ini dikabarkan kembali memulihkan jalur komunikasi hari ini,  Selasa (27/07/2021).

Diketahui bahwa tahun lalu saluran komunikasi resmi antara Seoul dan Pyongyang diputus secara sepihak oleh Korea Utara sebagai respons atas ulah para aktivis yang mengirim selebaran anti-Pyongyang melintasi perbatasan.

Dari pemberitaan yang disampaikan oleh  kantor berita Yonhap, Kantor Kepresidenan Korea Selatan, Cheong Wa Dae atau dikenal sebagai Rumah Biru, mengatakan jalur komunikasi lintas batas antara kedua negara dipulihkan pada pukul 10.00 pagi waktu setempat pada hari Selasa ini.

Dikabarkan juga bahwa para pemimpin kedua Korea telah bertukar surat pribadi sejak April yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan antar negara dan akhirnya sepakat untuk memulihkan komunikasi hotline. Pemerintah Korea Utara mengatakan bahwa pemulihan hubungan komunikasi resmi akan memainkan peran positif dalam meningkatkan hubungan kedua Korea.

“Sekarang, seluruh bangsa Korea ingin melihat hubungan Korea Utara dan Korea Selatan pulih dari kemunduran dan stagnasi sedini mungkin,” begitu bunyi tulisan yang dirilis  KCNA, kantor berita pemerintah Korea Utara.

Para pemimpin puncak kedua  sepakat untuk membuat langkah besar dalam memulihkan rasa saling percaya dan mempromosikan rekonsiliasi dengan memulihkan terputusnya jalur komunikasi antar kedua Korea melalui beberapa pertukaran surat pribadi baru-baru ini.

Penyebab putusnya  jalur komunikasi antara kedua negara sejak Juni 2020, di mana Pyongyang memprotes apa yang digambarkan sebagai kegagalan Seoul untuk menghentikan para aktivis mengirim selebaran anti-Korea Utara melintasi perbatasan. Pada 16 Juni, kantor penghubung antar-Korea dihancurkan dalam ledakan yang dilakukan oleh Pyongyang.

Usai peristiwa itu terjadi, Seoul memberlakukan larangan anti-leaflet di negara itu untuk meredakan ketegangan antar-negara. Namun, para aktivis masih nekat melanggarnya sehingga memicu lebih banyak kritik dari Pyongyang.

Selama ini, beberapa kemajuan telah dicapai dalam menyelesaikan masalah bilateral selama masa jabatan presiden Donald Trump, dengan dua pemimpin, Moon Jae-in dan Kim Jong-un, bahkan bertemu untuk pertemuan puncak.

Akan tetapi, tegangan kemudian meningkat lagi, di mana AS dan Korea Selatan secara khusus mendesak Pyongyang untuk menghentikan program nuklirnya, dan Korea Utara secara konsisten menolak untuk melakukannya. (iu)

16 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini