Update.com| Untuk berkomunikasi dengan para pendukungnya di Afghanistan dikabarkan kelompok Taliban menggunakan Facebook, WhatsApp, dan Twitter. Hal ini membuktikan bahwa Sejumlah perusahaan media sosial AS nampaknya tak berkutik dengan Taliban di Afghanistan.
Seperti dilansir dari Reuters, hari ini, Rabu (18/08/2021), perusahaan media sosial Facebook mengkonfirmasi bahwa mereka menganggap Taliban sebagai kelompok teroris dan melarangnya serta konten yang mendukungnya dari platformnya.
Faktanya bertolak belakang dengan pernyataan raksasa media sosial AS itu karena anggota Taliban dilaporkan terus menggunakan layanan pesan terenkripsi end-to-end Facebook, WhatsApp, untuk berkomunikasi langsung dengan pendukung mereka di Afghanistan.
Melalu penjelasan yang disampaikan oleh seorang juru bicara Facebook Inc mengatakan perusahaan itu memantau dengan cermat situasi di negara itu. WhatsApp juga akan mengambil tindakan penghapusan terhadap akun yang terkait dengan organisasi yang terkena sanksi di Afghanistan.
Sementara terkait penggunaan Twitter, juru bicara Taliban dengan ratusan ribu pengikut telah men-tweet pembaruan selama pengambilalihan negara itu.
Saat dikonfirmasi oleh Reuters, Twitter tidak menjawab pertanyaan atau membuat klasifikasinya terkait hal itu. Aturan Twitter mengatakan tidak mengizinkan kelompok yang mempromosikan terorisme atau kekerasan terhadap warga sipil.
Hal yang sama juga dilakukan oleh YouTube Alphabet Inc yang menolak berkomentar terkait kembalinya Taliban di Afghanistan. YouTube mengatakan layanan berbagi video bergantung pada pemerintah untuk mendefinisikan Organisasi Teroris Asing (FTO) untuk memandu penegakan situs tersebut.
Ketika Taliban kembali menguasai Afganistan, menimbulkan kekhawatiran akan menindak kebebasan berbicara dan hak asasi manusia, terutama hak-hak perempuan, dan bahwa negara itu bisa menjadi surga bagi terorisme global.
Menyikapi tudingan itu, para pejabat Taliban telah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka menginginkan hubungan internasional yang damai dan telah berjanji untuk melindungi warga Afghanistan. (iu)
kalau di indonesia, taliban uda banyak melanggar UU ITE dan Akses Internet di Blokir..
Kalau pelanggan dari Taliban banyak dan menguntungkan, ya terpaksa dibiarkan. Namanya juga bisnis
Talina ko dilawan wkwkwk
Taliban semakin terdepan di Afganistan
Yang penying jangan serakah aja
Taliban serakah
Pemerintahan Baru mulai jalan.