Betavolt Buat Baterai Bertenaga Nuklir, Sebelumnya UGM Pernah Kembangkan

16
240
Betavolt Mengembangkan Baterai Nuklir BV100 Yang Dapat Menghasilkan Listrik Selama 50 Tahun Tanpa Perlu Diisi Ulang Atau Maintenance

 

Isuterkini.com| Betavolt perusahaan rintisan asal China klaim buat baterai bertenaga nuklir dengan kemampuan daya tahan selama 50 tahun tanpa perlu dicas. Pihak Betavolt menyatakan telah mengembangkan baterai nuklir untuk diaplikasikan sebagai sumber daya berbagai perangkat atau mesin, termasuk smartphone bahkan mobil.

Temuan Betavolt bukanlah hal baru. Dikabarkan bahwa Indonesia lebih dulu memiliki purwarupanya. Pada 2019, tim peneliti Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengembangkan prototipe baterai nuklir sebagai sumber energi listrik. Baterai nuklir itu diperkirakan memiliki daya tahan hingga 40 tahun.

Dari penjelasan yang disampaikan oleh Yudi Utomo Imardjoko yakni Ketua Tim Peneliti Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisik UGM mengatakan pengembangan prototipe baterai nuklir ini awalnya dibiayai oleh mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Sementara itu asisten peneliti Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM, Elly Ismail menjelaskan ide pengembangan baterai nuklir berawal dari upaya mencari sumber tenaga yang kecil namun tahan lama. Setelah mempelajari berbagai jurnal, nuklir menjadi pilihan karena dengan daya yang dimiliki baterai bisa bertahan hingga 40 tahun.

“Kalau baterai lithium itu setahun dua tahun sudah habis. Sedangkan baterai nuklir bisa sampai 40 tahun,”kata Elly.

Disampaikan bahwa baterai nuklir itu dikemas dalam bentuk tabung. Daya listrik yang dihasilkan dari baterai itu, jelas dia, berasal dari pancaran radiasi plutonium 238 yang dikonversi menjadi cahaya tampak.

Dari cahaya tampak ditangkap dengan foto voltaik atau sel surya menjadi energi listrik. Elly menjelaskan bahwa  baterai itu memungkinkan digunakan di daerah terpencil sebagai sumber energi alat sensor yang mampu mendeteksi siapa saja yang melalui wilayah perbatasan Indonesia.

Ke depan baterai itu memungkinkan digunakan sebagai sumber energi berbagai peralatan elektronik di Indonesia. Sejauh ini, belum ada keterangan resmi lebih lanjut terkait keberlangsungan studi UGM tersebut.

Diketahui bahwa Betavolt mengembangkan baterai nuklir BV100. Mereka mengklaim baterai ini dapat menghasilkan listrik selama 50 tahun tanpa perlu diisi ulang atau maintenance. Perusahaan yang berbasis di Beijing itu mengatakan BV100 adalah baterai nuklir pertama yang berhasil meminiaturisasi energi atom.

BV100 menempatkan isotop nickel-63 dalam modul yang berukuran lebih kecil dari sekeping uang logam. Betavolt mengatakan baterai ini sudah memasuki tahap uji coba dan rencananya akan diproduksi massal untuk penggunaan komersial seperti ponsel dan drone.

Baterai nuklir ini dapat menghasilkan daya 100 mikrowatt dan tegangan 3V, dengan ukuran 15x15x5 milimeter kubik. Karena ukurannya yang mungil, baterai ini bisa dipasang dalam jumlah banyak untuk menghasilkan energi lebih besar. (it/udt)

 

16 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini