Isuterkini.com| Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) minggu ini diprediksi bakal menguat dan berimbas pada harga emas yang kembali diperkirakan turun. Hal ini disampaikan oleh Andrew Fischer seorang analis dari Analisis Deu Calion Futures (DCFX).
Menurut catatan Andrew Fischer, dolar AS mengalami kenaikan yang cukup tinggi, didorong oleh potensi kenaikan inflasi yang signifikan. Ini menjadi lebih kritis menjelang rilis berita tentang Inflation Rate terhadap dolar AS.
Baca Juga : Jamie Dimon Sebut Bitcoin Tidak Berharga Dan Kerap Jadi Alat Kejahatan
Dalam analisanya mengatakan, meskipun penguatan dolar AS, memberikan dampak positif terhadap mata uang tersebut, tidak sepenuhnya meningkatkan minat investor terhadap emas. Fischer juga menyebutkan bahwa efek dari Dedolarisasi juga berkontribusi pada penurunan minat terhadap USD.
“Beberapa negara cenderung meninggalkan atau mengurangi penggunaan dolar, sehingga meskipun nilai USD cenderung naik, investor tidak terlalu tertarik karena potensi penurunan nilai USD yang diprediksi oleh analisis,” kata Fischer melalui sebuah keterangannya tertulis, hari ini, Senin (12/02/24).
Menurutnya, konflik yang belum usai di Timur Tengah juga berkontribusi pada rendahnya tingkat kepercayaan terhadap USD. Ketidakpastian geopolitik ini membuat investor mencari alternatif lain diluar dolar. Ada juga faktor lain seperti penambahan hutang AS yang mengkhawatirkan juga mempengaruhi persepsi investor terhadap stabilitas mata uang.
Terkait harga emas, futures emas mengalami penurunan selama sesi AS pada Jumat lalu. Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, futures emas untuk penyerahan April turun sebesar USD 2,00 per troy ons, menurun 0,44%.
Baca Juga : Investor Tunggu Data Inflasi Amerika Serikat, Bursa Saham Asia-Pasifik Berdampak Positif
Diperkirakan emas kemungkinan akan mendapat dukungan pada level USD 2.030,80 dan menghadapi resistance pada USD 2.061,30. Sementara pergerakan harga perak dan tembaga juga mencerminkan dinamika pasar.
Perak mengalami kenaikan 0,12%, diperdagangkan pada USD22,66 per troy ons, sementara tembaga untuk penyerahan Maret mengalami penurunan sebesar 0,42%, diperdagangkan pada USD3,69 per pon.
Dalam prediksi Fischer menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti penguatan USD, dedolarisasi, konflik Timur Tengah, dan penambahan hutang AS dapat berpotensi menekan harga emas ke arah penurunan dalam minggu ini.
Investor perlu memantau dengan cermat perkembangan pasar dan berbagai faktor yang dapat memengaruhi harga emas untuk membuat keputusan investasi yang tepat. (it)
Penguatan nilai tukar dolar ga bakal lama
Kalau nilai tukar dolar menguat maka nilai tukar rupiah kita pasti melemah
Semoga saja ekonomi dunia stabil sehingga harga jadi murah
AS ekonominya jadi indkator ekonomi dunia jadi wajar kurs dolar menguat
Ga selamanya AS indikator ekonomi, China juga kuat
Ekonomi Indonesia juga mantap
Harga emas bisa keok dai dolar … masa sih ?
Dolar terbaikkkkk
Emang bro belanja dipasar pake dolar, Rupiah lah terbaik
Dipasar tradisinal dolar ga laku, rupiah yang laku
Ini caranya biar dolar laku dipasar tradisional, sebelum belanja, cari money changer tukar dulu dolar baru belanja
Yang penting harga tidak naik, biar saja dolar naik
gimana sih bro kalau dolar naik, rupiah melemah, harga juga ikut naiklah
Betul bung Klau 91, tapikan rupiah kita juga tidak merosot jauh dalam nilai tukar antar negar
Pas harga emas turun beli nanti kalau sudah naik baru jual
Betul juga ide Pak Maramba Awang
Setuju lebih baik borong emas sekarang bagi yang punya uang