Isuterkini.com| Donald Trump, Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) mengatakan, kalau dia kembali ke Gedung Putih maka dia akan mengundang Rusia untuk menyerang sekutu-sekutu Amerika di Eropa yang dia gambarkan sebagai sekutu yang tidak memenuhi kewajiban mereka.
Penyataan Trump itu mengguncang negara-negara di Eropa dan sebuah kecaman keras menyusul akibat komentar terbaru mantan presiden Trump tentang komitmen Amerika Serikat pada persekutuan negara itu dengan NATO. Menanggapi kritik mantan Presiden AS Donald Trump, NATO pada Rabu (14/02/24) kemarin menyampaikan Eropa telah memenuhi target pengeluaran aliansi dengan Amerika Serikat.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, berjanji negara-negara anggota NATO di Eropa akan menginvestasikan total investasi sebesar $380 miliar pada bidang pertahanan tahun ini, sehingga pengeluaran mereka secara keseluruhan diperkirakan mencapai 2% PDB pada 2024 dibandingkan dengan 1,85% pada 2023 lalu.
Disampaikan bahwa Ke-31 negara sekutu tersebut telah berkomitmen terhadap target pengeluaran 2% dari output mereka untuk pertahanan, namun tidak semuanya melakukannya. Stoltenberg pada konferensi pers di Brussels menambahkan bahwa pengeluaran militer secara keseluruhan kembali mencatat rekor tahun ini setelah dua tahun perang penuh Rusia melawan Ukraina.
Baca Juga : Korban Jiwa Berjatuhan Akibat Serangan Udara Mengerikan Israel Di Rafah
“Saya perkirakan 18 negara sekutu akan membelanjakan 2% dari PDB mereka untuk pertahanan tahun ini,” kata Stoltenberg.
Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, ketika 11 anggota NATO diharapkan dapat mencapai target yang disepakati. Menanggapi pertanyaan wartawan terkait kontroversi komentar Trump, Stoltenberg mengatakan Amerika Serikat tahu betapa pentingnya aliansi pertahanan bagi keamanannya sendiri.
“Amerika Serikat tidak pernah berperang sendirian. Kritik yang kami dengar bukan mengenai NATO, namun mengenai sekutu-sekutu NATO yang tidak mengeluarkan dana yang cukup untuk NATO,” tutur Stoltenberg.
Stoltenberg lebih lanjut menyampaikan bahwa kenaikan belanja militer oleh sekutu-sekutu Eropa adalah bukti bahwa pesan tersebut telah didengar. Ini merupakan persiapan pihak NATO dengan kemungkinan Trump menjadi presiden yang kedua kalinya.
Washington berjuang untuk meloloskan paket bantuan militer senilai $95 miliar untuk Ukraina dan sekutu lainnya. Para diplomat NATO fokus untuk menjaga kekuatan militer dominan aliansi tersebut tetap diinvestasikan di NATO dan perlindungan Eropa.
Baca Juga : PM Israel Sampaikan Akan Beri Jalan Aman Bagi Penduduk Sipil Jelang Serangan Israel Di Rafah
Ini merupakan pencapaian bersejarah pertama sejak berakhirnya Perang Dingin, Berlin akan memenuhi target 2% tahun ini untuk pertama kalinya, dengan mengalokasikan setara dengan 71,8 miliar euro ($76,8 miliar) untuk belanja pertahanan tahun ini melalui pengeluaran anggaran reguler dan khusus.
Namun, jumlah total belanja pertahanannya dirahasiakan. Prancis, satu-satunya negara yang memiliki tenaga nuklir di blok tersebut, dapat mengikuti langkah yang sama. Dengan rencana anggaran sebesar 413 miliar euro untuk tujuh tahun ke depan, Undang-undang Pemrograman Militer 2024-2030 secara substansial meningkatkan belanja militer Prancis.
Anggaran baru ini pada awalnya diperkirakan akan mencapai 2% dari PDB pada 2025, meskipun sumber lain mengatakan hal itu mungkin akan dimajukan. Para diplomat yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa strategi baru NATO perlu mencakup peningkatan lebih lanjut belanja pertahanan Eropa.
Guna mengatasi topik-topik yang sangat menarik bagi AS seperti Cina dan Indo-Pasifik, serta penanganan Trump yang hati-hati, salah satu dari mereka mengatakan bahwa pendekatan tersebut akan menjadi kombinasi sanjungan dan sikap tegas.
Pada 2023, sebelas sekutu diperkirakan telah memenuhi target 2% menurut perkiraan NATO sebelumnya Polandia, Amerika Serikat, Yunani, Estonia, Lituania, Finlandia, Rumania, Hongaria, Latvia, Inggris, dan Slovakia. (it)
Dana pertahanan mereka besar besar ya
Ternyata NATO takut juga ya dengan kritik Pak Trump
Opa Donald Trump itu cocok dengan Pak Kim dari Korut
Sama tuh suka kontroversi
Tapi bikin orang lain ketar ketir
Perlombaan senajat menjadi trend di negara modern
kalau Trump masuk gedung putih lagi ngeri dah..
kalau Trump jadi prsiden AS lagi dan perang Israel-Hamas belum kelar, mungkin bisa makin parah ya..