Isuterkini.com| Iran dinilai gagal dalam mempertahankan keamanannya setelah usai Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas terbunuh dalam sebuah serangan mematikan di Teheran. Peristiwa ini menjadi sorotan karena Iran dianggap tidak mampu menjamin keamanan tamunya.
Berdasarkan pengakuan dari kelompok Hamas Haniyeh tewas dalam serangan Israel di wilayah Iran, saat ia menghadiri upacara pelantikan presiden baru negara tersebut, Masoud Pezeshkian. Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan Haniyeh dan seorang pengawal tewas setelah kediaman mereka diserang rudal di Teheran.
Dari penjelasan Gregory Brew, seorang analis senior di Eurasia Group, kepada Al Arabiya English mengemukakan Membunuh seseorang dengan kedudukan seperti Haniyeh relatif belum pernah terjadi sebelumnya.
“Membunuhnya beberapa jam setelah pelantikan presiden Iran mengirimkan sinyal yang jelas bahwa Israel memiliki kemampuan dan kemauan untuk menargetkan tokoh-tokoh bernilai tinggi kapan saja, di mana saja,” kata Gregory Brew.
Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei bersumpah untuk memberikan hukuman keras sebagai balasan atas pembunuhan Haniyeh. Dia mengatakan bahwa membalas kematian Haniyeh adalah tugas Iran, mengingat pembunuhan tersebut terjadi di wilayah Iran.
Diberitakan oleh Kamis kemarin , seperti dikutip hari ini, Jumat (02/08/24) para analis mengatakan bahwa pembunuhan tersebut mengirimkan pesan yang jelas kepada Iran dan sekutunya bahwa mereka tidak berada di luar jangkauan Israel, bahkan di Teheran sekalipun.
Seorang peneliti senior di Geneva Graduate Institute, Farzan Sabet, menilai bahwa pembunuhan Haniyeh sebagai kegagalan besar keamanan Iran, dengan menunjuk beberapa faktor di balik kerentanan Iran. Ia menilai Kerentanan keamanan-intelijen Iran kemungkinan berasal dari beberapa faktor, termasuk kondisi ekonomi yang buruk di negara itu.
kepada Al Arabiya English Farzan Sabet,lebih lanjut mengatakan Kerusuhan sosial dan sistem legitimasi politik yang babak belur, dan aparat keamanan yang tidak dirancang secara optimal untuk melawan ancaman asing atau tidak mampu menarik personel yang paling berbakat dan dapat dipercaya.
Tak ketinggalan, Jason Brodsky, direktur kebijakan di United Against Nuclear Iran (UANI), menyebut pembunuhan pemimpin politik Hamas itu sebagai rasa malu yang besar bagi Iran dan pertunjukan keunggulan intelijen dan militer Israel.
Pembunuhan Haniyeh terjadi beberapa jam setelah Israel menargetkan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr di Beirut, ibu kota Lebanon, yang menandakan bahwa bahkan proksi Iran yang paling kuat pun dapat disusupi dengan cepat.
Prosesi pemakaman pun digelar di Iran. Di pusat kota ibu kota Iran, kerumunan pelayat yang membawa poster Haniyeh dan bendera Palestina berkumpul di Universitas Teheran pada Kamis pagi waktu setempat. (it)
Menurut saya, wajar jika kemanan di Iran dipertanyakan, masa tidak bisa memberikan pengamanan pada tamu sekelas pemimpin Hamas
Mohon maaf sebelumnya, saya sangat bingung kerja intelijen Iran masa ga bisa prediksi terkait pembunuhan itu
Yang jelas bahwa pembunuhan Haniyeh akan semakin memperrumit keamanan di Timur Tengah
Kita semua berduka atas meninggalnya Haniyeh di Iran, semoga amal dan ibadahnya diterima disisi Allah SWT
PAdahalkan Iran punya pencegat rudal canggih S 300 dan S 400 dari Rusia, masa ga bisa cegah rudal yang menerjang kediaman Haniyeh
Ya sudah semua memang sudah takdir dari yang Maha Kuasa, kita berdoa saja agar Israel tidak melakukan tindakan brutal seperti ini