Badai Matahari Berkecepatan Tinggi Tabrak Medan Magnet Bumi Hingga Retak

25
232

Update.com| Beberapa waktu lalu tepatnya Rabu 28 Juli 2021 malam,  Angin surya yang berasal dari lubang di lapisan luar Matahari menghantam Bumi. Dikabarkan bahwa dampak dari hantaman angin matahari ini membuat medan magnet Bumi retak dan menggangu satelit pada  orbit rendah.

Para ahli astronomi mencatat, kecepatan angin matahari yang menghantam medan magnet Bumi diperkirakan sekitar 400 km per detik. Angin matahari ini pertama kali terlihat keluar dari Matahari pada 25 Juli 2021 lalu, ketika itu pesawat ruang angkasa SDO NASA mendeteksi di wilayah paling atas Matahari.

Bumi melewati aliran partikel dan plasma bermuatan listrik menyebabkan beberapa keresahan geomagnetic. Meskipun aliran ini diperkirakan tidak akan memicu badai matahari besar, namun telah menyebabkan beberapa gangguan kecil di dalam magnetosfer.

Dikutip dari situs web SpaceWeather.com, Bumi menabrak aliran matahari pada Rabu pagi, 28 Juli 2021. Situs web itu mengatakan, Bumi memasuki aliran angin matahari yang mengalir 400 km/s dari lubang berliku-liku di atmosfer Matahari.

“Kontak pertama pada dini hari 28 Juli membuka celah di medan magnet Bumi, memicu episode kerusakan geomagnetik minor (KP=4) selama berjam-jam.” tulis situs itu

Angin matahari dapat mencapai planet ini dalam hitungan hari dan mungkin berubah menjadi badai geomagnetik ketika terjerat dengan medan magnet planet. Astronom memperingatkan potensi gangguan pada jaringan listrik dan operasi satelit.

Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa AS (SWPC) menjelaskan, interaksi antara angin matahari dan  medan magnet Bumi, dan pengaruh atmosfer dan ionosfer yang mendasarinya, menciptakan berbagai wilayah medan, plasma, dan arus di dalam magnetosfer seperti plasmasfer.

Konsekuensinya adalah kondisi di dalam magnetosfer sangat dinamis dan menciptakan apa yang kita sebut ‘cuaca antariksa yang dapat memengaruhi sistem teknologi dan aktivitas manusia.

Apa pun di atas indeks KP empat (KP=4) berpotensi memulai badai matahari, dengan peristiwa KP=5 dianggap sebagai peristiwa G1 Minor. Badai G3 Kuat (KP=7), di sisi lain, dapat meningkatkan hambatan pada satelit orbit rendah  Bumi dan menyebabkan gangguan intermiten pada GPS dan komunikasi radio.

Pada skala akhir G5 Extreme (KP=9), SWPC mengatakan masalah kontrol tegangan dan masalah sistem pelindung dapat terjadi, beberapa sistem jaringan mungkin mengalami mati total.

Badai geomagnetik, juga disebut badai magnet atau badai matahari, adalah fenomena cuaca antariksa yang terjadi ketika pertukaran energi yang sangat efisien dari angin matahari ke lingkungan luar angkasa di sekitar bumi.

Badai geomagnetik terjadi akibat masuknya angin surya cepat karena lontaran massa korona bersamaan dengan Bz Medan Magnetik Antarplanet (IMF) yang mengarah ke selatan dan menghasilkan perubahan besar pada arus, plasma dan medan magnetosfer bumi. (iu)

 

25 KOMENTAR

  1. Ini pertanda bahwa me depannya dengan alat teknologi canggi yang dibuat manusia bisa mempengaruhi siklus kehidupan di antar planet.

  2. Bumi kita rumah kita semua yang diberikan Tuhan yang harus kita jaga bersama dan tak perlu saling menyalahkan tapi ambil bagian untuk menjaga agar bumi lestrai

  3. Dibilang seram beritanya.. Ya… Ia juga… Tapi. Media ini selalu mengudukasi dengan hal hal baru yang ga ditemukan dimedia lain

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini