Bank Indonesia Catat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II Alami defisit

14
195

 

Update.com| Menurut catatan yang disampaikan oleh Bank Indonesia (BI) Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II tercatat defisit US$ 400 juta. Kondisi tersebut ditopang oleh defisit transaksi berjalan yang tetap rendah dan surplus transaksi modal dan finansial yang berlanjut.

Dari penjelasan yang disampaikan oleh Erwin Haryono,  Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI menngatakan,  dengan perkembangan ini cadangan devisa Indonesia per Juni 2021 sebesar US$ 137,1 miliar.

“Posisi cadangan devisa setara dengan pembiayaan 8,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional,” kata Erwin melalui sebuah  siaran pers, hari ini, Jumat (20/08/2021).

Erwin mengungkapkan untuk transaksi berjalan tercatat defisit US$ 2,2 miliar atau setara dengan 0,8% dari PDB. Angka ini meningkat dibandingkan defisit kuartal sebelumnya yang mencapai US$ 1,1 miliar atau 0,4% dari PDB.

Dalam penjelasan lebih lanjut Erwin sebutkan hal ini dipengaruhi oleh surplus neraca barang, ditopang oleh kenaikan ekspor karena permintaan negara mitra dagang utama dan harga komoditas dunia, di tengah kenaikan impor sejalan dengan berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik.

Sementara itu defisit neraca pendapatan primer meningkat akibat kenaikan pembayaran imbal hasil investasi berupa dividen seiring perbaikan kinerja korporasi pada periode laporan. BI juga mencatat defisit neraca jasa yang disebabkan oleh defisit jasa transportasi yang melebar akibat peningkatan pembayaran jasa freight impor barang.

Untuk transaksi modal dan finansial juga tercatat surplus pada kuartal II-2021 yaitu US$ 1,9 miliar atau 0,7% dari PDB. Surplus kuartal sebelumnya US$ 5,5 miliar atau 2% dari PDB. Surplus itu ditopang oleh aliran masuk neto investasi langsung yang meningkat menjadi US$ 5,3 miliar dolar AS dalam bentuk modal ekuitas sejalan dengan prospek perekonomian domestik yang membaik.

Erwin juga menjelaskan, Net inflows investasi portofolio tetap terjaga sebesar US$ 4,4 miliar, meski sedikit turun dari US$ 4,9 miliar pada kuartal sebelumnya sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlangsung.

Sementara itu, transaksi investasi lainnya mengalami peningkatan defisit antara lain disebabkan oleh kenaikan pembayaran pinjaman luar negeri yang jatuh tempo.

Oleh karena itu kata Erwin,  Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI dan memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian, serta melanjutkan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal. (iu)

14 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini