Beri Respon Tehadap Ancaman Militer China, Duterte Bilang Bakal Berujung Pertumpahan Darah

18
279

Update.com| Beri respon atas dugaan ancaman militer dari China, Rodrigo Duterte, Presiden Filipina  sebutkan bakal mengerahkan kapal perang Filipina. Duterte juga mengatakan tidak melihat konflik dengan China berakhir tanpa pertumpahan darah.

“Kita bisa merebutnya kembali hanya dengan kekerasan. Tidak mungkin kita bisa mendapatkan kembali apa yang mereka sebut laut Filipina tanpa pertumpahan darah,” kata Presiden  Duterte, ketika berbicara pada pertemuan kabinetnya.

Diberitkan oleh  Sputnik pada Rabu (21/04/2021) kemarin, Duterte mengatakan bahwa konflik akan berdarah dan itu mungkin menghasilkan kekerasan yang mungkin tidak bisa dimenangkan oleh Filipina.

Hal ini disampaikan Duterte  ditengah semakin rutinnya kapal nelayan China muncul di kawan Terumbu Karang Julina Felipe, yang berada di sebelah barat provinsi kepulauan Palawan, yang merupakan bagian Laut Filipina Barat.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri Filipina (DFA) telah mengeluarkan banyak protes diplomatik atas apa yang mereka klaim sebagai kehadiran ilegal milisi maritim Beijing, menyerukan Kedutaan Besar China di Manila untuk mengatasi masalah tersebut.

Dari penjelasan yang disampaikan Delfin Lorenzana,  Menteri Pertahan Filipina menyebutkan bahwa  kehadiran terus menerus milisi maritim China di daerah itu mengungkapkan niat mereka untuk menduduki bagian-bagian Laut Filipina Barat.

“Mereka telah melakukan ini sebelumnya di Panatag Shoal atau Bajo de Masinloc dan di Panganiban Reef, dengan berani melanggar kedaulatan dan hak kedaulatan Filipina di bawah hukum internasional,” tutur Delfin Lorenzana.

Masih menurutnya, China harus menahan diri dari melakukan aktivitas yang mengganggu perdamaian dan keamanan regional dan internasional. Akhir pekan lalu, Filipina mengirim empat kapal perangnya ke Julian Felipe Reef, bersama dengan pesawat tempur dan dua fregat berpemandu rudal.

Dalam unjuk kekuatan, Amerika Serikat (AS) juga mengirimkan kapal induk USS Theodore Roosevelt bersama pengawal kapal selam, kapal perusak, kapal penjelajah, dan puluhan pesawat. AS juga mengerahkan USS Makin Island ke kawasan itu. Kapal-kapal China sejak itu menghilang untuk menghormati unjuk kekuatan, tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda mundur sepenuhnya.

Diberitakan oleh Reuters dan Nikkei Asia, sejumlah pengkritik mengeluhkan sikap Duterte yang dianggap terlalu melunak dengan menolak menekan China untuk mematuhi putusan arbitrasi soal klaimnya atas nyaris seluruh Laut China Selatan.

Diketahui selama ini,  Duterte berupaya menjalin aliansi dengan China dan selama ini tampak enggan mengkonfrontasi pemimpin China, terutama setelah dijanjikan pinjaman dan investasi senilai miliaran dolar Amerika namun sebagian besar belum terwujud. Sikap Duterte inilah yang  membuat frustrasi kalangan nasionalis setempat. (iu)

18 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini