Update.com| Ilmuwan antariksa menyakini bahwa Bima Sakti juga dihuni makhluk yang Kecerdasannya melebihi manusia. Jadi, tidak hanya Planet Mars yang dihuni oleh makhluk luar angkasa.

Dari hasil Riset lambotarium terbaru yang dilakukan oleh NASA mengungkap bahwa Bimasakti kemungkinan dapat dipenuhi dengan peradaban mahkluk lain alien yang sudah mati dan terkubur di galaksi ini.

Sebagaimana disampaikan, bahwa para ilmuwan yang  terus mencoba dan mencari tahu apakah bentuk kehidupan lain ada di tempat lain, satu teori mengatakan bahwa mereka melakukannya, sebelum bunuh diri massal.

Diberitakan oleh Daily bahwa sekelompok fisikawan Caltech dan seorang siswa sekolah menengah menggunakan astronomi dan model statistik untuk mencoba dan mencari tahu seberapa banyak kehidupan cerdas yang bisa hidup di Bima Sakti.

Para peneliti menerapkannya pada persamaan temuan tahun 1960-an Frank Drake, Search For Extraterrestrial Intelligence, untuk menemukan kapan dan di mana kemungkinan besar kehidupan cerdas hidup sebelum menghancurkan diri mereka sendiri.

Melalui pengamatan planet yang dilakukan oleh  ilmuwan terkait  planet yang paling mirip dengan kita  bahkan yang sekarang tidak dapat dihuni karena radiasi dan faktor lain untuk menemukan apakah kehidupan bisa ada di sana selama delapan miliar tahun terakhir.

Badan Antariksa milik Amerika yakni NASA dalam hasil Riset lambotarium mengungkap Bimasakti dapat dipenuhi dengan peradaban mahkluk lain alien yang sudah mati. Sementara para ilmuwan terus mencoba dan mencari tahu apakah bentuk kehidupan lain ada di tempat lain, satu teori mengatakan bahwa mereka adalah makhluk yang sangat cerdas, sebelum melakukan bunuh diri secara bersama-sama.

Hal ini dikuatkan dengan Gambar satelit kutub selatan Planet Merah menunjukkan pola alien aneh yang disebut ‘laba-laba di Mars’ dan sekarang para ilmuwan mengira mereka telah membuat terobosan tentang siapa mereka.

Pola alien aneh yang membingungkan para ilmuwan karena mereka tidak menyerupai apapun di Bumi. Namun, sebuah studi baru menjelaskan bagaimana para ilmuwan berhasil membuat ulang versi laba-laba yang lebih kecil di lab mereka.

Dengan menggunakan lempengan es karbon dioksida – juga dikenal sebagai es kering – dan mesin yang mensimulasikan atmosfer di Mars , mereka telah menemukannya sebagai gas. Proses tersebut membentuk retakan spidery di mana gas yang keluar mendorong melalui es, klaim sebuah laporan di jurnal Scientific Reports.

“Penelitian ini menyajikan set pertama bukti empiris untuk proses permukaan yang diperkirakan mengubah lanskap kutub di Mars,” kata penulis utama studi Lauren McKeown. (iu)