Jakarta – Update.com| Muhammad Ali Ramdhani, Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama RI, menyampaikan dimasa pandemi yang panjang perlu dijawab dengan metode terobosan yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa di zaman digital.
Karena itu, Ali Ramdhani meminta Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) segera menyiapkan pembelajaran berbasis digital yang dapat diimplementasikan secara lintas program dan lintas kampus.
Digital university tidak hanya mendapat support teknologi yang tepat, namun perlu didukung regulasi yang jelas agar tidak eksesif. Saat ini pihaknya tengah menggodok konsep digital university dan juga regulasi terkait implementasinya.
“Salah satu konsen digital university adalah penekanan teknik transformasi jarak jauh yang sama efektifnya dengan tatap muka, ” kata Ali Ramdhani saat berbicara di Rapat Kerja Pimpinan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)Jember di Banyuwangi, Jumat (05/02/2021).
Masih menurut Ali Ramdhani, ditengah kondisi pandemi Covid-19, kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di lingkungan kampus PTKI sebenaranya sudah berjalan, akan tetapi tingkat efektifitasnya belum sesuai espektasi.
Publik masih dalam masa transisi dan belum mencapai digital culture. Jika PJJ sudah ketemu celah dan sudah menjadi kebiasaan, bukan tidak mungkin efektifitas PJJ akan kita rasakan dan hasilnya akan luar biasa.
“Teknologi itu pada dasarnya menghubungkan orang, bukan memisahkannya,” ucap Ali Ramdhani.
Banyak orang meraih level keilmuan tinggi dengan belajar secara otodidak baik melalui platform online maupun offline. Konsep digital university ini juga dapat menerapkan penjaminan mutu.
Ada delapan standar penjaminan mutu yang harus ada dan dan terpenuhi dalam platform apapun. Yaitu standar kompetensi, isi, proses, penilaian, standar lulusan, fasilitas, manajemen, dan standar pembiayaan.
Guna mendukung digital university, peran para dosen dan tenaga pendidikan perlu dimaksimalkan di bagian penjaminan mutu ini. Tidak mustahil peran dosen atau guru dalam proses transfer keilmuan akan tergantikan oleh mesin. Kondisi semacam ini tentunya perlahan akan mereduksi peran dosen.
Mengingat perkembangan dunia yang begitu pesat, guru besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini meminta semua stakeholder kampus Islam bersiap menerima peru?bahan hingga yang paling ekstrim.
“Perubahan zaman adalah sesuatu yang tetap. Sehingga kita harus berubah dengan berinovasi melalui berpikir kreatif mencari model-model baru dalam mengajar serta model baru menghadapi mahasiswa,” papar Ali Ramdhani. (mpw/gkd)