LAPAN Laporkan Beberapa Fenomena Luar Angkasa Menarik Yang Terjadi Pada April 2021

11
251

Update.com| Pada Minggu (04/04/2021) kemarin, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), melaporkan ada beberapa fenomena antariksa yang akan terjadi menghiasi luar angkasa pada April 2021 ini.

Seperti diketahui, setiap pekannya fenomena antariksa selalu berubah-ubah dan mengulang. Ada beberapa fenomena antariksa yang terjadi bulan April  ini.  Berikut Daftar Lengkap Fenomena Alam di Bulan April 2021

1-2 April – Konjungsi Bulan Anteras

Puncak konjungsi Bulan – Anteras terjadi pada 2 April 2021, pukul 03.49 WIB atau 04.49 WITA atau 05.49 WIT. Namun fenomena ini sudah dapat disaksikan sejak 1 April 2021 pukul 21.45 waktu setempat, dari arah Timur-Tenggara hingga keesokan paginya ketika fajar bahari berakhir dari arah Barat-Barat Daya.

4 April – Fase Bulan Perbani Akhir

Fase perbani akhir adalah salah satu fase Bulan ketika konfigurasi antara Matahari, Bumi, dan Bulan membentuk sudut siku-siku 90 derajat setelah fase Bulan purnama.

Puncak fase terjadi pada pukul 17.02 atau 18.02.27 WITA atau 19.02.27 WIT. Sehingga Bulan perbani akhir ini sudah dapat disaksikan ketika terbit sebelum tengah malam dari arah Timur-Tenggara. Pada fase ini Bulan berjarak 376.542 kilometer dari Bumi dan berada di sekitar konstelasi Sagitarius.

6-8 April – Konjungsi Tripel Bulan-Jupiter-Saturnus

Bulan akan mengalami konjungsi tripel dengan Jupiter dan Saturnus selama tiga hari berturut-turut, sejak 6 April hingga 8 April 2021. Fenomena ini dapat disaksikan di arah timur hingga tenggara dekat konstelasi Capriconus sejak pukul 03.00 waktu setempat hingga fajar bahari berakhir.

12 April – Fase Bulan Baru dan Konjungsi Tripel

Fase bulan baru atau disebut konjungsi solar Bulan merupakan konfigurasi ketika Bulan terletak di antara Matahari dan Bumi. Mengingat orbit Bulan yang membentuk sudut 5,2 derajat terhadap ekliptika, bayangan Bulan tidak selalu jatuh di permukaan Bumi ketika fase Bulan baru.

Fase bulan baru ini akan terjadi pada 12 April pukul 09.30 WIB, 10.30 WITA, dan 11.30 WIT dengan jarak 403.642 kilometer dari Bumi dan terletak di konstelasi Pisces. Bulan tidak hanya membentuk konjungsi dengan Matahari, melainkan juga dengan Venus. Sehingga dapat disebut juga Konjungsi Bulan-Venus-Matahari.

17 April – Okultasi Mars oleh Bulan

Okultasi Mars oleh Bulan merupakan fenomena astronomis ketika MArs melintas di belakang Bulan, sehingga tampak tertutupi oleh Bulan.

Hal ini dapat terjadi karena jarak Mars ke Bumi lebih jauh dibandingkan dengan jarak Bulan ke Bumi. Secara global, Okultasi Mars oleh Bulan terjadi pada tanggal 17 April 2021 mulai pukul 16.25 WIB hingga 21.35 WIB.

Wilayah yang dapat menyaksikan okultasi Mars yakni India, Sri Lanka, Nepal, Bangladesh, Myanmar, Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Indonesia bagian barat. Sedangkan di Indonesia dapat disaksikan di Sumatera, Kalimantan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Di Indonesia fenomena Okultasi Mars dan Bulan pernah terjadi pada 6 Desember 2015 dan 3 Januari 2017, dan akan dialami pada 5 Mei 2024 mendatang.

19 April – Konjungsi Superior Merkurius

Merkurius mengalami konjungsi superior pada 19 April 2021 pukul 08.56 WIB. Konjungsi superior ini merupakan konfigurasi yang berlaku khusus pada Merkurius dan Venus, yakni ketika Merkurius, Matahari dan Bumi terletak pada suatu garis lurus dan Merkurius membelakangi Matahari.

Konjungsi superior Merkurius sebelumnya pernah terjadi pada 10 Januari, 5 Mei, 17 Agustus dan 20 Desember 2020. Sedangkan, konjungsi superior berikutnya akan terjadi pada 1 Agustus dan 29 November 2021.

19 April – Konjungsi Bulan – Pollux

Puncak konjungsi Bulan-Pollux terjadi pada 20 April 2021 pukul -1.18 WIB/ 02.18 WITA/ 03.18 WIT. Akan tetapi fenomena ini sudah dapat disaksikan sejak 19 April 2021 ketika fajar bahari dari arah utara-Barat Laut hingga sebelum tengah malam dari arah barat-Barat Laut.

20 April- Fase Bulan Perbani Awal

Fase perbani awal adalah salah satu fase Bulan ketika konfigurasi antara Matahari, Bumi dan Bulan membentuk sudut siku-siku 90 derajat dan terjadi sebelum fase Bulan purnama.

Puncak fase perbani awal terjadi pada pukul 13.58 WIB, 14.58 WITA, 15.58 WIT. Sehingga bulan perbani awal baru dapat disaksikan ketika terbit 30 menit setelah tengah hari dari arah timur laut, berkulminasi di arah utara ketika senja bahari dan kemudian terbenam di arah barat- Barat Laut 30 menit setelah tengah malam.

22-23 April – Hujan Meteor Lyrid

Hujan meteor Lyrid adalah hujan meteor tahunan yang titik radiannya berada di konstelasi Herkules dekat Vega. Hujan meteor ini berasal dari sisa debu komet C/1861 G1 Thatcher. Hujan meteor ini aktif sejak 16 April hingga 25 April dengan puncak hujan meteor pada 22 April 19.00 WIB, 20.00 WITA, dan 21.00 WIT.

Fenomena ini dapat disaksikan sejak terbit di arah Barat Laut sekitar pukul 22.15 waktu setempat hingga fajar bahari berakhir keesokan harinya.

Intensitas maksimum hujan meteor ini dapat mencapai 18 meteor per jam ketika di zenit. Namun intensitas maksimum di Indonesia bervariasi, antara 12 hingga 15 meteor per jam dengan ketinggian titik radian ketika kulminasi bervariasi antara 45 derajat hingga 61 derajat.

Untuk melihatnya tidak perlu alat bantu apapun, kecuali ingin merekam fenomena ini dengan menggunakan kamera all-sky.

27 April – Bulan Purnama Perige (Bulan Super/Supermoon)

Puncak purnama ini terjadi pada pukul 10.31 WIB, 11.39 WITA dan 12.31 WIT dengan jarak geosentris 375.616 kilometer berdiameter sudut 33,41 menit busur dan terletak di konstelasi Libra.

Sedangkan perige bulan terjadi pada pukul 22.29 WIB, 23.29 WITA dan 28 April pukul 00.29 WIT. Bulan purnama perige kali ini adalah seri pertama dari dua seri di tahun 2021, seri berikutnya terjadi pada 26 Mei 2021 bertepatan dengan gerhana Bulan total yang dapat disaksikan juga di Indonesia.

Bulan purnama perige kerap terjadi setiap tahun. Bulan purnama perige baru dapat diamati pada arah timur- tenggara setelah terbenamnya Matahari, hingga barat daya keesokan harinya setelah Matahari terbit.

27 April – Perihelion Merkurius

Perheleion secara umum adalah konfigurasi ketika planet berada di titik terdekat dari Matahari. Hal ini disebabkan oleh orbit yang terbentuk elips dengan Matahari terletak di salah satu dari kedua titik fokus orbit tersebut.

Perhelion Merkurius terjadi setiap rata-rata 88 har sekali atau dalam setahun terjadi empat kali. Perihelion Merkurius di bulan April 2021 terjadi pada 27 April 2021 pukul 08.48 WIB, 09.48 WITA dan 1048 WIT dengan jarak 46 juta kilometer dari Matahari. Fenomena ini sebelumnya sudah terjadi pada 29 Januari dan seri berikutnya akan terjadi pada 24 Juli dan 20 Oktober 2021.

28-29 April – Konjungsi Bulan – Antares

Bulan akan mengalami konjungsi Bulan-Antares yang kedua di penghujung April. Hal itu terjadi karena periode sideris Bulan selama 27,32 hari.

Puncak konjungsi Bulan-Antares terjadi pada 29 April 2021 pukul 13.07 WIB/ 14.07 WITA/ 15.07 WIT. Namun fenomena ni sudah dapat disaksikan sejak 28 April 2021 pada pukul 20.00 waktu setempat dari arah timur tenggara hingga keesokan harinya.

Konjungsi pada hari kedua dapat diamati pada waktu dan arah yang sama. Sudut pisah bervariasi antara 12,35 derajat hingga 8,28 derajat untuk hari pertama. Untuk hari kedua 6,22 hingga 9,16 derajat. (iu)

11 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini