Lembaga Penjamin Simpanan Dikabarkan Bayar Klaim Nasabah Rp.329,2 Miliar Akibat Bank Bangkrut

15
299
Purbaya Yudhi Sadewa,Ketua Dewan Komisioner (LPS) menyampaikan telah membayarkan hampir seluruh klaim penjaminan simpanan nasabah pada Bank Perekonomian Rakyat (BPR) yang tutup atau dicabut izinnya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

 

Isuterkini.com| Purbaya Yudhi Sadewa,Ketua Dewan Komisioner (LPS) menyampaikan pihaknya telah membayarkan hampir seluruh klaim penjaminan simpanan nasabah pada Bank Perekonomian Rakyat (BPR) yang tutup atau dicabut izinnya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dalam penjelasannya terkait hal itu, ia mengatakan klaim penjaminan pinjaman nasabah yang telah dibayarkan kepada nasabah sebesar Rp 329,2 miliar. Jumlah tersebut setara dengan 92,6 persen dari total simpanan bank gagal sebesar Rp 355,4 miliar.

“Hingga saat ini, LPS telah membayarkan klaim penjaminan kepada para nasabah bank gagal sebesar Rp. 329,2 miliar,” kata Purbaya dalam konferensi pers penetapan TBP di Gedung Pacific Century Place, SCBD, Jakarta, Selasa (30/01/24) kemarin.

Masih menurut  Purbaya, dalam lima hari pertama sebagian besar klaim penjaminan pinjaman nasabah sudah terbayar. Pada tahun ini, 2024, Purbaya menjelaskan ada beberapa bank yang masih dalam proses pembayaran.

“Yang belum biasanya masih dalam pengecekan. Tahun 2024 ini ada beberapa bank diserahkan ke kami sedang dalam proses pembayaran,” tutur Purbaya.

Lebih lanjut ia menyatakan bahwa  pihaknya berupaya untuk menjaga masyarakat tetap tenang dan tidak khawatir karena uang nasabah pasti akan terjamin.

“Kami tahu kalau kami terlambat sedikit saja mereka sudah ribut. Jangan-jangan penjaminnya tipu-tipu. Enggak, kami pastikan tidak seperti itu,” ujar Purbaya.

LPS memprediksi bahwa masih akan ada Bank Perekonomian Rakyat (BPR) yang bangkrut pada 2024 ini. Purbaya mengatakan, berkaca pada tren dalam 18 tahun terakhir, rata-rata ada 7 hingga 8 BPR yang tumbang per tahun.

“On average selama 18 tahun yang kita lihat itu ada 6 sampai 7 rata-rata BPR jatuh, bukan bank, tapi BPR. Di awal ada yang diserahkan ke LPS dan kami tangani dengan cepat dan smooth sehingga tidak ada keresahan di masyarakat. Yang penting adalah dana masyarakat diganti dengan cepat,” papar Purbaya.

Tren kebangkrutan beberapa BPR setiap tahun itu bukan dikarenakan memburuknya kondisi ekonomi melainkan maraknya praktik fraud. Sedangkan kondisi bank umum sendiri,  hingga saat ini masih tercatat solid.

Diketahui sepanjang 2023, terdapat empat kasus bank bangkrut, yakni BPR Bagong Inti Marga, BPR Karya Remaja Indramayu, dan BPR Indotama UKM Sulawesi. Sementara pada 2024, sudah ada dua Bank yang bangkrut, yakni Koperasi BPR Wijaya Kusuma dan BPRS Mojo Artho. (it)

15 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini