Isuterkini.com| Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump kembali membangun asa untuk menjadi capres resmi Partai Republik. Kemenangan Trump di pemilihan pendahuluan di negara bagian New Hampshire mempermudah langkahnya untuk kembali menantang Presiden Joe Biden di Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS).
Diberitakan oleh AFP, Rabu (24/01/24) kemarin, proyeksi pemilihan pendahuluan yang digelar di New Hampshire pada Selasa (23/01/25) waktu setempat menunjukkan Trump unggul 11 persen suara atas Nikki Haley.
Haley merupakan penantang Trump satu-satunya yang merupakan mantan Duta Besar AS untuk PBB. Diketahui bahwa Trump berhasil mengungguli Haley dalam pemilihan pendahuluan di New Hampshire untuk penentuan capres Partai Republik dalam pilpres November mendatang.
Menurut proyeksi Associated Press dengan 91 persen suara telah dihitung, Trump meraup 54,6 persen dan Haley meraup 43,1 persen suara. Suara dukungan yang diperoleh dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik ini akan dialokasikan menjadi jumlah delegate yang nantinya akan memilih kandidat capres dalam Konvensi Nasional Partai Republik.
Sekitar 22 delegate Partai Republik yang diperebutkan di New Hampshire. Secara total, ada 2.400 delegate yang diperebutkan oleh kandidat capres Partai Republik. Untuk bisa memenangkan pertarungan capres Partai Republik, seorang kandidat harus bisa mendapatkan total 1.215 delegate.
Walaupun jumlah delegate yang diperebutkan tergolong sedikit dibandingkan negara-negara bagian yang lebih besar di AS, namun menurut CBS News, hasil pemilihan pendahuluan di New Hampshire akan mempengaruhi bentuk persaingan dalam pertarungan capres Partai Republik selanjutnya.
Dengan unggulnya Trump di New Hampshire itu semakin mengokohkan posisinya sebagai kandidat capres resmi untuk Partai Republik. Pekan lalu, Trump meraih kemenangan telak dalam kaukus Partai Republik di Iowa.
Berkaca dari pengalaman selama ini, tidak pernah ada kandidat yang memenangkan pertarungan menjadi capres Partai Republik tanpa memenangkan kaukus dan primary di kedua negara bagian tersebut.
Diketahui sebelumnya bahawa Trump juga terlibat saling serang pernyataan dengan Haley. Itu bermula dari sindiran yang diutarakan Haley terkait usia dan kesehatan mental Trump. Dikutip dari CNN , lawan Trump yakni Haley menyindir kesehatan mental Trump gara-gara mantan Presiden AS itu menyebut namanya terkait kerusuhan di Capitol pada 6 Januari 2021 lalu.
Menurut Haley, Trump bingung membedakan dirinya dengan mantan Ketua DPR Nancy Pelosi. Haley kemudian mempertanyakan kesehatan mental Trump. Dia mengatakan kepada para pemilih di Keene, New Hampshire, bahwa warga AS tidak boleh memiliki pemimpin yang kondisi mentalnya dipertanyakan.
Komentar Haley itu muncul setelah Trump mengungkit kerusuhan 6 Januari 2021 dalam kampanye di New Hampshire. Dia menyebut-nyebut nama Haley. Haley juga menyerang Trump terkait usia. Dia mempertanyakan apakah warga AS akan dihadapkan pada pilihan dua orang berusia 80-an tahun.
Haley yang saat ini berusia 52 tahun telah berusaha menyoroti kesenjangan usianya dengan Trump (77) dan Presiden AS Joe Biden (81). Dia juga bersikeras menyerukan batasan masa jabatan dan tes kompetensi mental bagi politisi mana pun yang berusia 75 tahun.
Trump kemudian memberi balasan keras kepada Haley. Trump meminta para pendukungnya agar tidak berpuas diri dua hari menjelang pemilihan Republik di New Hampshire. Dalam pidatonya Trump bicara selama lebih dari 90 menit. Trump juga terus melancarkan serangan ke Haley. Dia menuding Haley menggunakan uang radikal Demokrat untuk operasi kampanye.
Trump kemudian menyampaikan pesan dendam, mengeluh tentang kekalahan Pemilu tahun 2020, membela perusuh 6 Januari 2021, mendorong kembali Mahkamah Agung untuk menyatakan dia dan semua presiden kebal dari tuntutan, mengejek Presiden Joe Biden dan, dengan penuh semangat, mengecam Haley, mantan duta besarnya di PBB dan kandidat yang paling dekat dengannya dalam jajak pendapat utama di Negara Bagian Granite.
Sebelum Trump berbicara, tim kampanye Trump sudah menyiarkan pesannya di layar besar di atas panggung dengan slide bergilir yang menyerang Haley atas dugaan hubungannya dengan Demokrat, Wall Street & Globalis dan posisinya dalam Jaminan Sosial dan isu-isu penting lainnya. (it/unt)
Sepertinya Amerika lebih keren di zaman Trump
Wah pasti seru nih
Biar sudah aki aki teapi semangatnya layak dicontoh
Bakal seru Pilpres AS
Yang paling ditunggu debat ala Capres AS pasti seru
Kalah tapi ngoto maju sama kayak salah capres di Konoha
Jangan suka nyinggung gitulah bang ntar orangnya marah baru kena abangnya
Bro saya bilang di negara Konoha bukan disini jangan gagal paham
Konoha dimana ya ??????? jangan ngarang bang. ini soal etika dan moral berbangsa wkwkwkw
Kalau saya warga AS pasti pilih Trump
nah indonsia bisa terapkan seperti ini..
Maju terus Pak Trump
Pak Trump baal menang kali ini, seperti capres dukungan ku
Tua tua keladi makin tua makin mantap
Cari CApres milenial seperti capresku