NASA Sampaikan Peringatan Badai Matahari Berpotensi Putus Jaringan Internet Dan Gelombang Radio

12
297
NASA Memperingatkan Bahwa Badai Matahari Akan Menghantam Bumi Di Tengah Peningkatan Aktivitas Dan Letusan Api Di Matahari

 

Isuterkini.com|  Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa (SWPC) Amerika Serikat (AS) menyatakan ada sekitar 60 persen risiko badai matahari mengganggu jaringan listrik. Data menunjukkan gelombang radio terputus di perairan barat AS dan wilayah Amerika Selatan sekitar pukul 16.20 waktu setempat beberapa waktu lalu.

Masalah berlanjut selama beberapa saat, sementara badai matahari kembali melanda Bumi. Hal ini juga akan menyebabkan gelombang radio dan komunikasi penerbangan terpengaruh. Hal itu berdasarkan  penjelasan Tamitha Skov seorang ahli meteorologi luar angkasa.

“Ya, risiko terputusnya gelombang radio semakin meningkat. Badai matahari tidak berdampak serius terhadap infrastruktur penting. Badai ini akan disusul dua kali lagi, mungkin tiga kali hingga 25 Januari 2024,” tuturnya seperti dilansir diberitakan oleh  Unilad, Kamis (25/01/24) kemarin.

Menyikapi peristiwa ini,  NASA memperingatkan bahwa badai Matahari akan menghantam Bumi di tengah peningkatan aktivitas dan letusan api di Matahari. Tanda-tandanya mulai muncul sejak 18 November ketika AR3490, kelompok bintik matahari pertama, muncul di sisi timur laut Matahari.

Lebih lanjut NASA menyebutkan  Matahari mengalami lonjakan aktivitas secara tiba-tiba dengan peningkatan jumlah bintik Matahari yang dampaknya dapat dirasakan hingga Bumi dalam bentuk badai geomagnetik yang memicu pemadaman radio.

Berdasarkan sebuah laporan yang mengutip model NASA mengatakan salah satu CME ini, akan lepas dari korona Matahari dengan kecepatan tinggi. Para ilmuwan memperkirakan CME akan mulai menghantam medan magnet dan atmosfer Bumi.

Sementara itu Daniel Brown, seorang profesor astronomi dan komunikasi sains di Universitas  di Inggris menyebutkan  lidah api Matahari dan CME disebabkan oleh Matahari melalui medan magnetnya yang terpelintir dan tertekan melalui gerakan matahari.

Dikabarkan juga bahwa badai matahari diprediksi akan mencapai puncaknya pada tahun 2024. Fenomena ini disebut menjadi badai terkuat dibanding 2017 silam. Dampak dari badai matahari ini juga akan terasa di seluruh negara, salah satunya di Indonesia.

Disisi lain, ara ahli memperingatkan fenomena tersebut bakal mencapai masa puncaknya pada 2025 mendatang.  Sekadar informasi, Badai Matahari merupakan lonjakan pelepasan energi yang terjadi melalui titik-titik tertentu yang dipicu karena terjadinya gangguan magnetik seiring tidak seragamnya kecepatan rotasi bagian permukaan Matahari dan interior Matahari. (it)

 

12 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini