Update.com| Diberitakan oleh Live Science bahwa para peneliti telah mengidentifikasi pelambatan putaran bumi merupakan faktor penting yang dapat mendorong pelepasan oksigen yang dihasilkan mikroba dibumi. Dikatakan juga bahwa saat baru lahir, Bumi berputar lebih cepat jika dibandingkan saat ini.
Pada awal bumi lahir Bumi menyelesaikan satu putarannya hanya dalam beberapa jam. Namun secara bertahap, putarannya melambat selama ratusan juta tahun. Perlambatan rotasi Bumi baru dimulai sekitar 2,4 miliar tahun yang lalu.
Namun seiring dengan perjalanan waktu, putaran Bumi yang melambat menyimpan cerita bagaimana planet ini menjadi kaya oksigen. Saat rotasi Bumi melambat, mikroba mendapat sinar Matahari lebih lama yang meningkatkan pelepasan oksigen mereka ke atmosfer.
Miliaran tahun yang lalu, lapisan padat cyanobacteria (saat kehidupan awal di Bumi) mulai menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan dari fotosintesis. karena itu, sangat berkemungkinan bahwa setiap napas yang kita hirup saat ini adalah harsil dari proses tersebut.
Meskipun demikan, para ilmuwan masih belum tahu pasti apa yang memicu dua peristiwa oksigenasi transformatif yang mengubah Bumi dari planet rendah oksigen menjadi kaya oksigen, di mana organisme kompleks dapat berevolusi dan berdiversifikasi.
Dalam studi terbaru mengatakan, setelah panjang hari mencapai ambang batas tertentu, bentangan sinar Matahari yang lebih lama kemungkinan telah menyebabkan lebih banyak molekul oksigen untuk melompat dari area konsentrasi tinggi (di lapisan padat cyanobacteria) ke area dengan konsentrasi lebih rendah (atmosfer).
Beberapa waktu lalu, mereka menemukan petunjuk tentang hubungan ini di lubang pembuangan di dasar Danau Huron. Berbatasan dengan Michigan di Amerika Serikat dan Ontario di Kanada, Danau Huron adalah salah satu danau air tawar terbesar di dunia.
Danau tersebut berukuran diameter 91 meter dan terletak sekitar 24 meter di bawah permukaan. Di sana, air yang kaya belerang memelihara mikroba berwarna-warni yang tumbuh subur di lingkungan rendah oksigen, seperti bentuk bakteri paling awal di Bumi.
Di kedalaman dingin lubang pembuangan itu hidup dua jenis mikroba cyanobacteria ungu yang mencari sinar Matahari serta menghasilkan oksigen melalui fotosintesis, dan bakteri putih yang mengonsumsi belerang dan melepaskan sulfat.
Mikroba berebut posisi sepanjang hari, dan bakteri pemakan belerang menutupi cyanobacteria di pagi dan sore hari, menghalangi akses mikroba ungu ke Matahari. Namun, ketika siang hari, mikroba putih menghindari cahaya dan bermigrasi lebih dalam ke lubang pembuangan, meninggalkan cyanobacteria ungu terbuka dan dengan demikian mampu berfotosintesis dan melepaskan oksigen.
Para peneliti menuliskan, mungkin ada juga kompetisi serupa di antara “komunitas” mikroba miliaran tahun yang lalu, dengan paparan sinar Matahari bakteri penghasil oksigen terhambat oleh “tetangga” mikroba mereka. Seiring bertambahnya hari di Bumi, para penghasil oksigen memperoleh lebih banyak waktu di bawah sinar Matahari dan melepaskan lebih banyak oksigen ke atmosfer.
“Kami menyadari bahwa ada hubungan mendasar antara dinamika cahaya dan pelepasan oksigen, dan hubungan itu didasarkan pada fisika difusi molekul, yakni ketika perubahan termal menyebabkan molekul bermigrasi dari area dengan konsentrasi lebih tinggi ke yang lebih rendah,” kata penulis utama studi Judith Klatt, peneliti di Max Planck Institute untuk Marine Microbiology di Bremen, Jerman.
“Hari yang lebih pendek membuat lebih sedikit oksigen untuk keluar dari lapisan padat cyanobacteria, bahkan jika jumlah oksigen yang sama diproduksi per jam,” kata Klatt.
Saat ini Bumi menyelesaikan rotasi penuh pada porosnya sekali setiap 24 jam. Tetapi lebih dari 4 miliar tahun yang lalu, waktu dalam sehari hanya berlangsung sekitar enam jam. Selama miliaran tahun, putara Bumi yang berkelanjutan dengan Bulan telah memperlambat rotasi planet melalui proses yang dikenal sebagai gesekan pasang surut.
“Saat Bumi berputar, tarikan Bulan (dan Matahari, pada tingkat yang lebih rendah) menarik lautan di Bumi. Ini meregangkan lautan sehingga mereka menonjol menjauh dari pusat Bumi, menyedot energi menjauh dari putaran dan memperlambatnya,” kata Brian Arbic, profesor Earth and Environmental Sciences Department di University of Michigan’s College of Literature, Science and the Arts.
Brian Arbic juga menyebutkan, perlambatan ini mungkin tampak kecil, namun berdampak menambah jam siang hari tambahan selama ratusan juta tahun, dan pelambatan masih terjadi hingga sekarang.
“Gesekan pasang surut terus memperlambat laju rotasi. Hari-hari akan terus memanjang seiring waktu geologis,” kata Arbic.
Peneliti memodelkan skenario yang memvariasikan panjang hari dan pelepasan oksigen dari lapisan mikroba. Ketika mereka membandingkan model mereka dengan analisis lapisan mikroba serupa yang diambil sampelnya dari Middle Island Sinkhole, mereka menemukan konfirmasi prediksi mereka, bahwa bakteri fotosintesis melepaskan lebih banyak oksigen ketika hari lebih panjang. (iu)
bumi ini telah dirusak oleh para astronot ane2, ntar lagi bisa jadi ide gilah mereka akan meneliti keberadaan Tuhan.
The age of brain, era gila2. Zaman sekrang main otak kawan bukan main bakupukul.
sepertinya saya mencium aroma translite nih…wkwwk the age of brain cihuyyy
Ada saja berita mengerikan tapi sangat informatif. Thanks Update
Makin banyak oksigen kan lebih baik
Bahaya ga ya
Kalau melambat siang dan malam bajal lama dong
Melambat krn KELebiHan Beban….
Yg Penting JANGAN berputar MunDur…
Namun seiring dengan perjalanan waktu, putaran Bumi yang melambat menyimpan cerita bagaimana planet ini menjadi kaya oksigen.
Efek bangunan2 nyeleneh China
Nggak terasa…
Jangan Sampai Berputar Terbalik…
Woow ini baru berita
Makasih beritanya keren
Seung seeinglah muat berita penting dan informatif seperti ini