Update.com| Jack Ma, pengusaha kawakan asal China dan Salah satu orang terkaya di dunia, dibuat merana oleh China. Pemerintah China pimpinan Presiden Xi Jinping menjatuhkan sanksi kepada perusahaan besutan Jack Ma, Alibaba yang tercatat di bursa Wall Street New York Stock Exchange (NYSE) dan Bursa Hong Kong, dengan denda 18,23 miliar yuan atau setara dengan Rp 41 triliun.
Melalui sebuah pernyataan resmi hari ini, hari Sabtu (10/04/2021), Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar (SAMR) China menjatuhkan hukuman terhadap Alibaba karena dianggap menyalahgunakan dominasi pasarnya dan melanggar praktik hukum anti monopoli di negara itu.
“Alibaba melanggar bisnis pedagang di platform serta hak dan kepentingan yang sah dari konsumen,” begitu bunyi laporan yang dikutip dari CNBC International.
Masih menurut otorita China sebagai regulator mengatakan Alibaba harus mengajukan pemeriksaan sendiri dan laporan kepatuhan ke SAMR selama 3 tahun. Investigasi mengenai pelanggaran Alibaba ini dilakukan pada Desember 2020 lalu.
Fokus utama investigasi adalah praktik yang memaksa pedagang untuk memilih salah satu dari dua platform, alih-alih dapat bekerja dengan keduanya. Otoritas berwenang menilai bahwa kebijakan pilih satu dan kebijakan lainnya memungkinkan Alibaba untuk meningkatkan posisinya di pasar dan mendapatkan keunggulan kompetitif yang tidak adil.
Menyikapi hal itu, pihak Alibaba pun buka suara mengenai denda fantastis ini. Mereka menyatakan akan membayarkan denda itu dan berjanji akan mematuhi kaidah-kaidah usaha yang berlaku di China.
“Alibaba menerima hukuman dengan tulus dan akan memastikan kepatuhannya dengan tekad. Untuk memenuhi tanggung jawabnya kepada masyarakat, Alibaba akan beroperasi sesuai dengan hukum dengan ketekunan yang tinggi, terus memperkuat sistem kepatuhannya, dan membangun pertumbuhan melalui inovasi,” kata Alibaba dalam sebuah pernyataan resmi mereka.
Disinyalir bahwa denda ini merupakan bagian dari gelombang pemerintah China dalam meredam ekspansi bisnis Alibaba group. Sebelumnya Penawaran umum perdana Alibaba yang sangat dinantikan tiba-tiba ditangguhkan pada November tak lama setelah regulator China menerbitkan draft aturan baru tentang pinjaman mikro online.
Beberapa pihak menyatakan, hal ini diakibatkan oleh kekesalan Beijing kepada Jack Ma yang sebelumnya sempat mengkritik rezim pemerintahan. Ma menganggap sistem keuangan negara itu adalah warisan Zaman Industri. Ma sempat menghilang dari publik selama tiga bulan dan menimbulkan asumsi bahwa ia telah ditahan oleh otoritas China.
Akhirnya keraguan ini memudar setelah miliarder eksentrik ini muncul kembali dalam video sebagai bagian dari salah satu inisiatif yayasan amalnya pada Januari.
Tak ketinggalan Hupan Academy didirikan Jack Ma pada 2015 lalu. Selama 3 tahun, para siswa di sekolah elite itu harus mengeluarkan uang senilai 580 ribu Yuan atau Rp 1,2 miliar. Murid yang bersekolah di sana pun tak main-main. Salah satunya adalah eksekutif Keep, perusahaan olahraga terkenal di China hingga eksekutif Horizon Robotics.
Jack Ma memang memiliki ketertarikan sendiri dalam dunia pendidikan dan menjadi komitmennya sejak tak lagi duduk sebagai bos Alibaba 2019 lalu. Untuk menjalankan komitmennya, sekolah itu merupakan salah satu inisiatifnya. (iu)
Alibaba sgt potential…
Amazon to the moon..
Begitulah kalo Negara Komunis…Kritik sedikit cari mati namanya…
Tiongkok mau kontrol Jack ma..
Jack Ma adl seorang yg salah tempat menjadi kaya di Negara Komunis Otoriter…Pilihannya hanya Diam dan Taat…
Mantap
Bukti oarogansi yang absolut
Kasian Jack Ma sudah harumkan China malah diginiin
keuntungan Alibaba setahun abis di rampas penguasa
semena mena bgt kasihan pengsahanya
China punya aturan tersendiri dalam bisnis. berarti ada pelanggaran sehingga di hukum
China emang gitu
Keras permainannya ini
Berita ini mencerdaskan masyarakat