Isuterkini.com| Perhelatan pemilu yang baru saja digelar meninggal berbagai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Banyak pihak yang menilai bahwa pelaksanaan pemilu 2024 penuh dengan kecurangan yang bersifat terstruktur, sistematis dan masif (TSM).
Menanggapi hal itu, Iyan Budiaman Rana Senjaya, SE.MM (Kang Iyan) menyatakan bahwa hal itu wajib disadari sebagai tantangan kematangan berdemokrasi dan kedewasaan berpolitik di Indonesia. Semakin matang demokrasi disebuah negara maka semakin mudah mengatasi persoalan berdemokrasi seperti dalam pemilu 2024 ini.
“Kita wajib menyadari bahwa ini merupakan tantangan kematangan berdemokrasi dan kedewasaan berpolitik di negara kita. karena menurut saya, semakin matang kehidupan berdemoksai maka semakin mudah kita mengatasi persoalan,” kata Kang Iyan kepada isuterkini.com, hari ini Rabu (28/02/24).
Masih menurut Kang Iyan, untuk mematangkan kehidupan berdemokrasi dibutuhkan kedewasaan berpolitik bagi mereka yang terlibat dalam dunia politik. Orang yang dewasa secara politik memiliki kemurnian hati sehingga obyektif menilai segala sesuatu.
“Orang yang dewasa dalam dunia politik tidak ugal-ugalan, tidak mementingkan syahwat kekuasan dan tidak mengutamakan kepentingan diri sendiri, melainkan mengutamakan kemaslahatan bersama, kepentingan rakyat dan negara,”ujar Kang Iyan.
BERITA MENARIK : Menikmati Keindahan Dunia Bawah Air Di Taman Laut Selat Pantar Alor
Ketika ditanyaan terkait pergulatan politik didaerah secara khusus di Bandung Barat, Kang Iyan dengan tegas menjawab bahwa fenomenanya hampir sama. Kang Iyan mengambil contoh para caleg yang maju dalam konstasi pemilihan wakil rakyat pada pemilu 2024, saat ini kembali melakukan pencitraan untuk pilkada.
Menurut Kang iyan, ini membuktikan bahwa politikus memiliki syahwat kekuasaan yang tinggi karena tidak puas dengan satu kekuasaan. Seharusnya kata Kang Iyan, mereka lebih fokus untuk mempersiapkan diri sebagai wakil rakyat yang membawa aspirasi rakyat untuk diperjuangankan lewat kebijakan pembangunan yang pro rakyat.
“Contoh yang paling relevan adalah banyak caleg yang maju dalam konstasi pemilihan wakil rakyat pada pemilu 2024, saat ini kembali melakukan pencitraan untuk pilkada. Seharusnya lebih fokus untuk mempersiapkan diri sebagai wakil rakyat yang membawa aspirasi rakyat untuk diperjuangankan lewat kebijakan pembangunan yang pro rakyat,” papar Kang Iyan.
Ironisnya kata Kang Iyan, rakyat masih belum memahami hak mereka dibidang politik sebagai pemegang kedaulatan tertinggi menurut pasal 1 ayat 2 kontitusi. Rakyat jadi transaksional karena politikus menawarkan uang sebagai imbalan untuk dipilih.
“Ini seperti gayung bersambut, rakyat tidak mengerti tentang hak politik mereka yang harus mereka hormati dan para politikus yang cenderung transaksional dengan membeli suara rakyat melalui kontestasi baik di pileg, pilpres dan pilkada,” tandas Kang Iyan.
Untuk mengatasi hal itu, Kang Iyan menyarankan pentingnya pendidikan politik praktis dimasyarakat guna mengedukasi mereka untuk mengetahui dan memahami hak politik mereka dan terlebih supaya rakyat dapat memilih pemimpin yang mau mengemban amanat penderitaan rakyat.
Kang Iyan berharap kiranya ada niat baik dari pemerintah dan semua pihak agar membantu masyarakat untuk memahami hak politik mereka melalui pendidikan politik praktis sehingga mereka tidak mudah dipengaruhi saat pemilu maupun pemilukada.
Sebagai salah satu tokoh di Kabupaten Bandung Barat, Kang Iyan bertekad melalui jaringan yang telah ia bangun dan bina akan mengedukasi masyarakat sehingga mereka memahami hak politik mereka dan terlebih mampu menggunakan hak politik mereka dengan memilih pemimpin yang amanah, pro kepada kepentingan rakyat dan pembangunan yang berkelanjutan. (udt/yml)
Kematangan demokrasi dan kedewasaan politik sebuah keniscayaan
Kalau mau jujur inilah kebutuhan Kita sebagai salah satu negara demokrasi terbesar didunia
Betul kata Kang Iyan itu keharusan yang bersifat wajib
Kang Iyan sudah menjabarkan dengan baik terkait kedewasaan berpolitik
Saya salut sama Kang Iyan, wawasan beliau sangat luas
Setuju Kang Iyan bahwa politik transaksional merusak demokrasi
Dalam skala pilkada saja sudah Beli suara rakyat apalagi Dalam skala nasional
Woow kang Iyan makin keren aja nih
Terimakasih Kang Iyan atas pencerahan nya…. Sangat mendidik
wih mantap akang
Semoga saja pemimpin bandung barat kedepan seperti kang Iyan
iya tuh.. parah bener ngak ada puasnya.. caleg gagal mau ikutan pilkada juga ada itu
Namanya juga orang rakus kekuasaan mau giman bang apa aja dijabanin asal bisa berkuasa
harusnya KPU tegas.. jadi kalo udah pernah caleg di tahun yang sama tidak boleh ikut pilkada atau pilbub lagi dong seharusnya
Betul sekali, bagi mereka yang sudah masuk caleg dilarang ikut pilkada
POKOKNYA PEMIMPIN DAERAH ITU HARUS PUTRA DAERAH ASLI
Pilkada sebentar lagi.. jangan asal pilih karena di bayar… milenial yang punya pemahaman baik soal politik bisa membantu orang tua di daerah yang asal ikut karena di bayar…