Isuterkini.com| Peregrine One Pesawat luar angkasa senilai senilai USD108 juta atau sekira Rp1,7 triliun terbakar dalam perjalanan pulang ke Bumi di atas Samudera Pasifik setelah gagal mendarat di Bulan karena masalah teknis.
Diberitakan oleh Daily Mail, seperti dikutip hari ini, Minggu (21/01/24), Lander Bulan milik perusahaan swasta Amerika Serikat itu terhempas ke atmosfer bumi pada Kamis, waktu setempat, sekitar 400 mil di selatan Fiji.
Diketahui bahwa Astrobotic merupakan kontraktor swasta yang bekerja sama dengan NASA dalam proyek tersebut. Dengan kejadian ini, Astrobotic mengumumkan rencana pembentukan tim untuk menyelidiki penyebab kebocoran bahan bakar Paregrine One hingga akhirnya gagal mendarat di Bulan.
Menurut rencana, pesawat luar angkasa tersebut dijadwalkan mendarat di permukaan bulan membawa sejumlah muatan, tetapi mengalami kebocoran bahan bakar di luar angkasa pada pekan lalu dan memaksa tim darat untuk membawa kembali pesawat ke Bumi.
Perusahaan yang mengembangkan lander Peregrine One yakni Astrobotic, membagikan pembaruan terakhirnya pada Jumat sore, bersama dengan video menakjubkan Peregrine memulai misinya, yang diluncurkan pada 8 Januari 2024 lalu.
Diketahui bahwa Pellegrini One alami kegagalan tenaga penggerak sehingga tidak mungkin mendarat ke Bulan. Operator yang membuatnya, Astrobotic, mengarahkannya kembali ke atmosfer Bumi. Setelah terbakar di atas, wahana itu menuju Lautan Pasifik dan diperkirakan sudah hancur lebur.
Peregrine One berhasil mencapai jarak Bulan, 238.000 mil dari Bumi pada hari Jumat. Kemudian 242.000 mil pada hari Sabtu, tapi karena posisi Bulan saat ini dalam orbitnya, tidak ada apa pun yang dapat menandinginya.
Melalui sebuah pernyataan dari Astrobotic melaporkan kehilangan sinyal telemetri dari pesawat luar angkasa Peregrine sekitar pukul 3:50 sore EST (8:50 malam GMT). Hal ini menunjukkan bahwa pesawat telah menyelesaikan reentry terkendali di atas air lepas di Samudera Pasifik Selatan pada pukul 4:04 sore.
Dari penjelasan pihak NASA diketahui bahw pesawat ruang angkasa yang dirancang dan dikembangkan secara pribadi ini menggunakan teknologi baru yang dikembangkan industri, beberapa di antaranya belum pernah terbang ke luar angkasa.
Sebagai informasi, NASA bekerja sama dengan Astrobotic untuk menentukan dampak dari lima penyelidikan sains yang dilakukan badan tersebut di atas kapal Peregrine. Pesawat luar angkasa ini adalah pendarat bulan komersial Amerika pertama yang diluncurkan dalam misi ke bulan.
Lima muatan sains dan penelitian NASA di atas pesawat pendarat tersebut akan membantu badan tersebut lebih memahami proses dan evolusi planet, mencari bukti keberadaan air dan sumber daya lainnya, dan mendukung eksplorasi manusia yang berkelanjutan dan jangka panjang di bulan.
Peregrine One, lander bulan besutan Asrobotik ini diharapkan akan berfungsi sebagai penyelidik untuk astronot Artemis NASA sebelum mereka melakukan pendaratan bulan pada tahun 2026 mendatang. (it/nt)
Manusia makin canggih aja tapi namanya manusia pasti ada gagalnya
Pengen kebulan malah datang bulan hadeuw
Ntar tirai bambu pasti ikutan buat yang beginian
Sayang amat ya sudah mahal-mahal dibuat malah terbakar
Buat yang baru lagi yang lebih canggih
Untung puingnya ga jatuh di pemukiman penduduk bisa bahaya tuh
Kalau kena kepala puingnya berbahaya tuh
waduh… ngak bahaya ta??
Seram juga ya kecelakaan pesawat luar angkasa
Pesawat terhempas ke atmosfer bumi dan terbakar
Secanggih apapun manusia pasti ada batasnya
Sangat disayangkan dgn harga yg fantastis tdk sesuai rencana