PM Netanyahu Diprediksi Akan Tumbang Akibat Pemberontakan di Partainya

11
392

 

Isuterkini.com| Benjamin Netanyahu,  Perdana Menteri (PM) Israel khawatir karena meningkatnya rasa frustrasi di dalam Partai Likud dapat mengarah pada upaya bersama dengan oposisi untuk menggulingkan posisinya sebagai Perdana Menteri Israel.

Dari penjelasan yang disampaikan oleh pemimpin oposisi Yair Lapid mengatakan bahwa Partai Yesh Atid siap memberikan suara untuk menggantikan Netanyahu dengan Yuli Edelstein dari Partai Likud, atau dengan Benny Gantz atau Gadi Eisenkot, keduanya dari partai oposisi Biru dan Putih.

Diberitakan oleh media lokal surat kabar Yedioth Ahronoth  menjelaskan guna mengendalikan situasi, Netanyahu berupaya untuk mengangkat kembali menteri-menteri yang mengundurkan diri, dengan alasan penutupan kementerian-kementerian yang tidak diperlukan.

Sesuai dengan  Hukum Norwegia di Israel, seorang anggota Knesset yang memperoleh jabatan menteri menyerahkan kursinya di Knesset (parlemen) kepada anggota partai yang mencalonkan diri dalam pemilu dan tidak dapat memenangkan kursi.

“Beberapa hari terakhir, muncul kekhawatiran akan pemberontakan melawan Netanyahu di Partai Likud dan tindakan bersama dengan oposisi untuk menggulingkannya. Kritik terhadap partai dan koalisi yang berkuasa dari anggota Likud meningkat di tengah upaya untuk mengambil tindakan melawan Netanyahu,” demikian bunyi  laporan Yedioth Ahronoth.

Masih menurut Lapid, Netanyahu tidak memenuhi syarat untuk memimpin negara. Seruan untuk menyelenggarakan pemilu baru di Israel semakin meningkat di tengah kritik terhadap Netanyahu atas kegagalannya mengakui tanggung jawab atas serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober.

Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh media Israel dalam beberapa hari terakhir menunjukkan bahwa jika pemilu dini diadakan sekarang, Netanyahu tidak akan dapat membentuk pemerintahan, sementara Gantz dianggap paling mungkin untuk berhasil.

Diketahui bahwa Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 23.210 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 59.167 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.

Sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas. Menurut PBB,  sekitar 85% warga Gaza telah mengungsi, sementara semuanya berada dalam kondisi rawan pangan. Ratusan ribu orang hidup tanpa tempat berlindung. (it)

 

11 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini