Rabu, Oktober 23, 2024
BerandaLiputan KhususProperti Amerika Serikat Alami Tekanan Bisa Sebabkan Guncangan Ekonomi Global

Properti Amerika Serikat Alami Tekanan Bisa Sebabkan Guncangan Ekonomi Global

 

Isuterkini.com|  Chris Vermeulen ahli strategi dan pendiri The Technical Traders meramalkan  pasar properti di Amerika Serikat (AS) akan mengalami koreksi yang tajam dan kembali memasuki masa-masa sulit,  hal ini disampaikan Vermeulen  kepada Business Insider.

Dikutip dari CNBC hari ini, Selasa, (09/07/24), dalam penjelasan yang disampaikan oleh  Vermeulen mengatakan baik properti residensial maupun komersial akan segera mengalami gelombang tekanan. Kondisi ini menyebabkan harga anjlok sekitar 30% di kedua pasar tersebut.

“Orang-orang mulai menyadari bahwa mereka tidak mampu membayar hipotek mereka, atau mereka perlu menurunkan peringkatnya Banyak orang yang kesulitan secara finansial, dan ini benar-benar puncak gunung es. Tunggu 2 atau 3 tahun lagi. Tiga tahun, saat itulah pasar real estat paling terpukul,” kata  Vermeulen.

ERITA MENARIK : Prabowo Sampaikan Selamat ke Keir Starmer Dan Partai Buruh Setelah Menang Pemilu Inggris

Masih menurut  Vermeulen tanda-tanda yang menunjukkan penurunan besar-besaran mulai terlihat, mengingat lemahnya perekonomian AS yang pada akhirnya dapat berdampak pada konsumen. Perkiraannya termasuk salah satu ramalan terburuk yang disuarakan oleh para komentator real estate dalam beberapa bulan terakhir.

Diketahui bahwa penjualan  ritel secara tak terduga melemah selama dua bulan terakhir, menurut data dari Biro Sensus, dengan pembelian hanya meningkat 0,1% selama bulan Mei. Vermeulen mengatakan bahwa keuntungan perusahaan akan melemah, yang dapat memicu lebih banyak PHK atau pengurangan jam kerja bagi para pekerja.

Masyarakat mulai terkena PHK dan meningkatkan angka pengangguran. Konsultan Challenger, Gray & Christmas mengatakan PHK mulai melonjak pada awal tahun, dengan pengumuman pemutusan hubungan kerja meningkat 136% pada Januari.

Vermeulen juga menyebut pengangguran bisa mencapai puncaknya sekitar 5% hingga 6%. Masyarakat telah menghabiskan tabungan mereka, dan inflasi semakin tinggi. Pada akhirnya, masyarakat tidak akan mampu membayar hipotek mereka.

BERITA MENARIK : Ehud Olmert Sampaikan Karena Netanyahu Dukungan Global Kepada Isreal Makin Berkurang

Sementara disisi kredit macet, penyitaan komersial mencapai 117% di bulan Maret 2024 secara tahunan. Sektor ini juga memiliki utang lebih dari US$ 900 miliar (Rp 14.630 triliun) yang telah mendekati jatuh tempo tahun ini.

Berdasarkan ramalan  Vermuelen, The Fed pada akhirnya akan menarik kembali suku bunga ketika perekonomian memasuki resesi. Namun ia mengatakan bank-bank, yang menanggung kerugian besar dari properti, akan lebih ragu untuk memberikan pinjaman, sehingga membebani permintaan dan menyebabkan harga real estate anjlok.

Ia juga menjelaskan bahwa harga properti dapat mengalami penurunan sekitar 30% di seluruh pasar properti residensial dan komersial. Biasanya, pemulihan kerugian tersebut bisa memakan waktu 7 hingga 10 tahun. (it)

 

5 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
- Advertisment -

Postingan Populer

- Advertisment -

Komentar Terbaru