Ribuan Mahasiswa Bersama Guru Besar DIY Gelar Aksi Demonstrasi Di Pertigaan Gejayan

15
509
Kritik Presiden Jokowi Yang Diduga Berupaya Langgengkan Kekuasaan, Ribuan Mahasiswa Dan Guru Besar Sejumlah Universitas Di Yogyakarta Gelar Demonstrasi Di Pertigaan Gejayan

 

Isuterkini.com| Aksi demonstrasi kritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diduga berupaya melanggengkan kekuasaan dilakukan oleh Ribuan mahasiswa dan guru besar sejumlah universitas di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di pertigaan Gejayan, Senin (12/02/24) kemarin sore.

Aksi ini akan dimulai sekitar pukul 13.00 WIB dengan titik kumpul di Bunderan Universitas Gadjah Mada (UGM). Massa aksi kemudian akan melakukan long march menuju Perempatan Gejayan yang berjarak sekitar 2-3 kilometer.

Salah satu mahasiswa peserta aksi, Jagad Imam Maulana menuturkan aksi ini mewakili aliansi seluruh mahasiswa guru-guru besar, dosen, masyarakat maupun tokoh-tokoh agama di Yogyakarta yang resah dengan kondisi demokrasi di Indonesia.

Baca Juga : Aliansi BEM SI Pasang Spanduk Kritik Presiden Jokowi Di Patung Kuda Jakarta Pusat

“Kami membawa narasi besar, yaitu hancurkan dan adili rezim Jokowi, selamatkan demokrasi,” kata Iman di pertigaan Gejayan, tak jauh dari Kampus UNY, Sanata Dharma, Janabadra, UIN dan UGM.

Lebih lanjut Imam mengatakan para demonstran membawa beberapa poin  tuntutan. Revisi UU pemilu dan UU parpol oleh badan independen. Menurut mereka UU Pemilu dan UU Parpol saat ini cacat karena diatur sistem yang jauh dari kata demokrasi yaitu sistem oligarki.

Mereka juga meminta agar  adili Jokowi dan kroni-kroninya. Para juga  mahasiswa menuntut permintaan maaf kaum intelektual dan budayawan yang melanggengkan politik dinasti seperti budiman sudjatmiko.

Para demonstrans juga meminta pemerintah untuk mencabut UU Cipta Kerja dan Minerba serta menuntut Jokowi untuk stop politisasi bansos yang terjadi akhir-akhir ini. Kemudian meminta untuk menghentikan perampasan tanah yang terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Menghentikan operasi militer dan tuntaskan pelanggaran HAM.

Baca Juga : Masuk Masa Tenang Pemilu 2024, Ma’ruf Amin Ajak Masyarakat Ciptakan Suasana Aman

Mereka juga meminta untuk menghentikan kriminalisasi terhadap pejuang lingkungan dan demokrasi. Kemudian meminta agar menjalankan pengadilan HAM dan pendidikan gratis bagi seluruh warga Indonesia.

Aksi Gejayan Memanggil ini juga merupakan respon atas film dokumenter “Dirty Vote” yang diputar pada Minggu (11/02/24) malam. Film tersebut mengungkap berbagai modus kecurangan yang dilakukan dalam pemilu, seperti manipulasi data, politik uang, dan intimidasi terhadap pemilih.

Seruan aksi mahasiswa bergerak bersama mengingatkan bahwa proses demokrasi yang berjalan menjadi demokrasi untuk rakyat. Harapannya, pemilu kali ini bisa menjadi gerbang demokrasi yang lebih baik dan tepat. (it)

 

15 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini