Sebut Rusia dan China Picu Kekacauan Global, AS Panaskan Pertemuan DK PBB

21
266

Update.com|  Anthony Blinken, Menlu AS tampak  terlibat perdebatan dengan rekan-rekannya dari Rusia dan China selama pertemuan Dewan Keamanan (DK) PBB pada Jumat waktu setempat. Ia menuduh pemerintah kedua negara itu berkontribusi terhadap kekacauan di seluruh dunia.

Pernyataan yang tampaknya ditujukan ke Moskow dan Beijing, diplomat tertinggi AS itu memperingatkan Washington akan menekan dengan paksa ketika melihat negara-negara merusak tatanan internasional, berpura-pura bahwa aturan yang telah kita sepakati tidak ada, atau hanya akan melanggarnya.

Dikutip dari Business Insider pada Sabtu (08/05/2021) kemarin Anthony Blinke menegaskan,  Karena sistem untuk dijalankan, semua negara harus mematuhinya dan bekerja keras untuk keberhasilannya. Dalam kesempatan itu, Blinken juga menyerang kebijakan AS di bawah pemerintahan Trump.

“Saya tahu bahwa beberapa tindakan kami dalam beberapa tahun terakhir telah merusak tatanan berbasis aturan dan membuat orang lain mempertanyakan apakah kami masih berkomitmen untuk itu. Daripada mengkritik kami untuk itu, kami meminta dunia untuk menilai komitmen kami dengan tindakan kami,” kata Blinke.

Lebih lanjut Menlu AS itu  menggunakan pertemuan itu untuk menekankan pentingnya kerja sama global, menyatakan tatanan internasional berada dalam bahaya serius. Dia mengatakan AS akan bekerja dengan negara mana pun tentang tantangan yang dihadapi dunia, termasuk mereka yang memiliki perbedaan serius dengan AS.

“Nasionalisme bangkit kembali, penindasan meningkat, persaingan antar negara semakin dalam – dan serangan terhadap tatanan berbasis aturan semakin meningkat. Sekarang, beberapa pertanyaan apakah kerja sama multilateral masih mungkin. Amerika Serikat percaya itu tidak hanya mungkin, itu sangat penting,” papar Blinken.

Blinke juga mengatakan bahwa multilateralisme masih menjadi alat terbaik AS untuk mengatasi tantangan global yang besar. Menteri Luar Negeri China Wang Yi, yang berdebat sengit dengan Blinken di Alaska pada bulan Maret lalu, menanggapi dengan kritik terselubung terhadap AS.

Diplomat top China itu menghukum negara-negara yang memandang aturan internasional sebagai hak paten atau hak istimewa segelintir orang, menurut The New York Times. Sementara Sergei Lavrov, diplomat top Rusia, jauh lebih blak-blakan dalam mengkritik AS. Dia mengecam pemerintahan Biden karena mengusulkan KTT untuk Demokrasi.

Diberitakan oleh The Wall Street Journal,  Lavrov menyebutkan pemerintah Amerika menyerukan pembentukan klub minat khusus baru atas dasar ideologi terbuka, yang selanjutnya dapat memperburuk ketegangan internasional dan menarik garis pemisah di dunia. Ia juga menyebutkan daftar negara demokrasi yang diundang ke KTT ini pasti akan dibuat oleh AS sendiri.

Pada kesempatan itu, China dan Rusia juga mengkritik sanksi yang baru-baru ini dijatuhkan oleh AS. Perang kata-kata ini terjadi ketika hubungan antara tiga kekuatan global tersebut telah mencapai titik terendah.

Presiden Joe Biden telah menjadikan tantangan kedua negara di panggung global sebagai prioritas utama, menggambarkannya sebagai bagian dari pertarungan yang lebih luas antara demokrasi dan otokrasi.

Dalam pidato pertamanya di depan Kongres pada 28 April lalu, Biden mengatakan AS berada dalam persaingan dengan China dan negara lain untuk memenangkan abad ke-21, menyebutnya sebagai titik perubahan besar dalam sejarah. (iu)

21 KOMENTAR

  1. Siapa ya yg kemaren bilang BIDEN lebih baik daripada TRUMP…..haissss…mimpi siang hari …Negara habis di obrak abrik…sadarnya telat

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini