Tak Tepati Janji Soal Hormati Hak Perempuan, Taliban Larang Mereka Untuk Bekerja

11
175

 

Update.com| Meski Taliban berjanji menghormati hak-hak perempuan Afganistan dalam kerangka hukum Islam, namun mereka ingkar janji dengan melarang perempuan  bekerja. Beberapa waktu lalu  Taliban mengatakan jika perempuan akan tetap dihormati namun mereka diminta untuk tetap di rumah.

Zabihullah Mujahid juru bicara Taliban mengataka bahwa Taliban meminta agar wanita termasuk mereka yang bekerja untuk tetap di rumah. Dikatakan jika itu dilakukan untuk memastikan keselamatan mereka.

Dalam penjelasan  Zabihullah menyampaikan bahwa perempuan dilarang bekerja dan meninggalkan rumah sampai mereka memiliki sistem keamanan yang maksimal dan karena tentara Taliban belum terbiasa berurusan dengan perempuan.

“Pasukan keamanan kami tidak dilatih untuk berhadapan dengan wanita, bagaimana berbicara dengan wanita, beberapa dari mereka. Sampai kami punya keamanan yang penuh, kami minta para wanita untuk tetap di rumah,” kata Zabihullah.

Menanggapi hal itu,  Michelle Bachelet,  Komisioner HAM sampaikan  kekhawatirannya bahwa perempuan akan diperlakukan dengan tidak pantas seperti sebelumnya, ia juga menerima laporan bahwa Taliban telah merekrut anak-anak untuk menjadi pasukan tentara. Karena itu, Taliban diminta menaati janjinya menjaga wanita juga anak-anak.

Keadaan ini  sangat dikhawatirkan karena sering kali perempuan  dan anak-anak jadi korban dalam perang. Selain tidak boleh bekerja atau sekolah di luar rumah, perempuan  Afganistan di bawah kekuasaan Taliban sebelumnya juga dilarang diobati oleh dokter pria jika tidak ada pendamping pria yang merupakan saudara atau suami.

Belum lagi dengan ketakutan bahwa tentara Taliban akan memaksa menikahkan mereka dan melakukan kekerasan jika tak mau menuruti aturan. Pemerintahan  Taliban lebih dari 20 tahun yang lalu ditandai dengan kebrutalan terhadap perempuan seperti pemenggalan, hukuman rajam sampai mati, dan paksaan untuk mengenakan burka.

Setelah Taliban mengambil alih kendali  Afghanistan, negara itu  telah kembali menjadi lokasi yang sangat berbahaya bagi perempuan. Taliban juga melarang anak-anak perempuan untuk bersekolah, dan melarang perempuan untuk bekerja di luar rumah. Mereka juga dilarang untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum. (iu)

11 KOMENTAR

  1. Diskriminasi gender di afganistan terjadi, pemerintah indonesia diam2 saja. Coba israel yang melakukan hal ini pemerintah indonesia paling depan yang Mengutuk. Mana suaranya pemerintah pemerhati kemanusiaan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini