Update.com| Meski Taliban berjanji menghormati hak-hak perempuan Afganistan dalam kerangka hukum Islam, namun mereka ingkar janji dengan melarang perempuan bekerja. Beberapa waktu lalu Taliban mengatakan jika perempuan akan tetap dihormati namun mereka diminta untuk tetap di rumah.
Zabihullah Mujahid juru bicara Taliban mengataka bahwa Taliban meminta agar wanita termasuk mereka yang bekerja untuk tetap di rumah. Dikatakan jika itu dilakukan untuk memastikan keselamatan mereka.
Dalam penjelasan Zabihullah menyampaikan bahwa perempuan dilarang bekerja dan meninggalkan rumah sampai mereka memiliki sistem keamanan yang maksimal dan karena tentara Taliban belum terbiasa berurusan dengan perempuan.
“Pasukan keamanan kami tidak dilatih untuk berhadapan dengan wanita, bagaimana berbicara dengan wanita, beberapa dari mereka. Sampai kami punya keamanan yang penuh, kami minta para wanita untuk tetap di rumah,” kata Zabihullah.
Menanggapi hal itu, Michelle Bachelet, Komisioner HAM sampaikan kekhawatirannya bahwa perempuan akan diperlakukan dengan tidak pantas seperti sebelumnya, ia juga menerima laporan bahwa Taliban telah merekrut anak-anak untuk menjadi pasukan tentara. Karena itu, Taliban diminta menaati janjinya menjaga wanita juga anak-anak.
Keadaan ini sangat dikhawatirkan karena sering kali perempuan dan anak-anak jadi korban dalam perang. Selain tidak boleh bekerja atau sekolah di luar rumah, perempuan Afganistan di bawah kekuasaan Taliban sebelumnya juga dilarang diobati oleh dokter pria jika tidak ada pendamping pria yang merupakan saudara atau suami.
Belum lagi dengan ketakutan bahwa tentara Taliban akan memaksa menikahkan mereka dan melakukan kekerasan jika tak mau menuruti aturan. Pemerintahan Taliban lebih dari 20 tahun yang lalu ditandai dengan kebrutalan terhadap perempuan seperti pemenggalan, hukuman rajam sampai mati, dan paksaan untuk mengenakan burka.
Setelah Taliban mengambil alih kendali Afghanistan, negara itu telah kembali menjadi lokasi yang sangat berbahaya bagi perempuan. Taliban juga melarang anak-anak perempuan untuk bersekolah, dan melarang perempuan untuk bekerja di luar rumah. Mereka juga dilarang untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum. (iu)
Hmmm
Diskriminasi gender di afganistan terjadi, pemerintah indonesia diam2 saja. Coba israel yang melakukan hal ini pemerintah indonesia paling depan yang Mengutuk. Mana suaranya pemerintah pemerhati kemanusiaan.
Tidak ada prikemanusiaan
Buru mengakuisisi pemerintahan saja sudah ingkar janji
No comen
Waduh
Kalo bisa memilih…mungkin lebih memilih dilahirkan jd laki2
Apakah kita SDH bisa menilai janji2nya???
Serigala tetaplah Serigala mungkin berubah Jd Kasuari
Tunggu situasi tenang …. Menggapai Asa
Belum di latih berbicara dgn perempuan. Alasan Ga Punya Pacar..