Temuan Revolusioner Para Ilmuan Dengan Menciptakan Baterai Berbahan Dasar Darah

18
467
Ilmuan Berhasil Menciptakan Baterai Inovatif Berbahan Dasar Darah Dengan Masa Pakai Mencapai Hingga 20-30 Hari

 

Isuterkini.com| Tim ilmuwan dari Universitas Córdoba, Spanyol, dikabarkan berhasil menciptakan baterai inovatif berbahan dasar darah dengan masa pakai mencapai hingga 20-30 hari.  Diberitakan oleh IFL Science, inovasi ini muncul dari inspirasi baterai zinc-air yang mengoperasikan reaksi kimia yang dikenal sebagai reaksi reduksi oksigen.

Cara kerjanya, udara ditarik ke dalam baterai, oksigen direduksi menjadi air di katoda (ujung positif), melepaskan elektroda yang mengoksidasi seng di anoda (ujung negatif).  Reaksi ini kemudian akan berjalan jika di dalam baterai disebutkan katalis yang baik dengan beberapa sifat yang sangat spesifik.

Mengingat hemoglobin memenuhi syarat, maka munculah inovasi pembuatan Baterai berbahan dasar dasar. Hemoglobin adalah protein yang memberi sel darah merah warna khas dan kemampuan membawa oksigen untuk tubuh.

Dari penjelasan seorang ilmuwan yang bernama Manuel Cano Luna mengatakan Untuk menjadi katalis yang baik dalam reaksi reduksi oksigen, katalis harus memiliki dua sifat, yaitu katalis harus cepat menyerap molekul oksigen, dan membentuk molekul air dengan relatif mudah. Dan hemoglobin memenuhi persyaratan tersebut

Fungsi ini ternyata bisa dilakukan juga pada baterai dan hanya memerlukan 0,165 miligram hemoglobin untuk menyuplai daya selama 20-30 hari. Para peneliti mengatakan bahwa penggunaan katalis biokompatibel seperti ini bisa menjadi kunci jika baterai ini akan digunakan pada perangkat yang ditanam di dalam tubuh, seperti alat pacu jantung.

Dalam penjelasan lebih lanjut mereka mengatakan baterai bekerja pada pH 7,4 sangat mirip dengan pH darah. Kemungkinannya bisa melampaui manusia juga, karena analog hemoglobin terdapat pada banyak mamalia. Namun, masih ada beberapa hal yang perlu disempurnakan.

Meskipun demikian, masih ada masalah saat ini adalah prototipe tersebut tidak dapat diisi ulang, sehingga tim sedang mencari protein yang mungkin dapat mengubah air kembali menjadi oksigen dan memulai siklus reaksi lagi dari awal.

Salah satu kelemahannya adalah bahwa baterai memerlukan oksigen sehingga baterai jenis ini tidak dapat digunakan untuk aplikasi di luar angkasa. Meskipun baterai litium-ion tidak diragukan lagi sangat dapat diandalkan, namun limbahnya sangat merusak lingkungan.

Untuk itu,  para ilmuwan sangat giat untuk menghadirkan baterai lain yamg lebih ramah lingkungan. Jika penemuan ini bisa diterapkan secara massal, bukan tidak mungkin umat manusia akan beralih ke baterai berbahan dasar darah sebagai sumber energy. (it)

 

18 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini