Perdana Menteri Israel Minta Uang, Sheikh Mohammed Bin Zayed Dikabarkan Marah Besar

9
269

 

Isuterkini.com| Sheikh Mohammed bin Zayed yang juga merupakan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) dilaporkan marah ketika Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri (PM) Israel minta uang untuk membayar tunjangan pengangguran kepada warga Palestina yang dilarang memasuki Israel.

Dari laporan yang disampaikan Axios diketahui bahwa  Sheikh Mohammed mengatakan kepada pemimpin Zionis Israel supaya meminta bantuan uang kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang memiliki dana besar.

Baca Juga : Jerman Izinkan Arab Saudi Beli 48 Eurofighter Karena Dianggap Jadi Sekutu Israel

Dari pemberitaan  media Amerika Serikat (AS) itu mengabarkan Netanyahu mendekati Sheikh Mohammed beberapa minggu yang lalu dan memintanya untuk membayar tunjangan pengangguran kepada lebih dari 100.000 penduduk Palestina di Tepi Barat yang tidak dapat melakukan perjalanan kerja ke Israel sejak bulan Oktober.

Diketahui bahwa laporan tersebut  diterbitkan hari Senin dengan mengutip pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya dan sumber anonim lainnya. Disampaikan juga bahwa Sheikh Mohammed terkejut dengan permintaan Netanyahu, kata salah satu sumber.

Sheikh Mohammed beralasan bahwa Netanyahu sendiri yang menciptakan masalah dengan melarang para pekerja tersebut melakukan perjalanan antara wilayah Palestina dan Israel. Karena itu dia menolak untuk memberikan uang.

“Mintalah uang kepada Zelensky.  Presiden Ukraina mendapat banyak uang dari banyak negara jadi mungkin dia bisa membantu,” kata  pemimpin Arab tersebut  yang  ditirukan sumber Israel, seperti dilansir RT, Selasa (09/01/24) hari ini.

Baca Juga : Klaim Israel Temukan Senjata Di RS Al-Shifa, Hamas Tegaskan Itu Kebohongan

Disisi lain pejabat UEA mengatakan terlepas dari kenyataan bahwa Israel memiliki hubungan diplomatik dan militer yang erat dengan UEA, gagasan bahwa negara-negara Arab akan datang untuk membangun kembali dan membayar tagihan atas apa yang terjadi saat ini hanyalah angan-angan.

Netanyahu dekati Abu Dhabi tampaknya merupakan keputusan yang putus asa. Tak lama setelah larangan perjalanan diberlakukan, Kementerian Pertahanan Israel merekomendasikan agar sejumlah pekerja Palestina diizinkan masuk ke Israel, untuk mencegah keruntuhan perekonomian Tepi Barat dan potensi kekerasan yang mungkin terjadi setelahnya. (it)

 

9 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini