Isuterkini.com| Para Ilmuwan menyampaikan untuk pertama kalinya telah menemuka molekul air terdeteksi di permukaan sebuah asteroid. Temuan ini mengungkap petunjuk baru tentang distribusi air di tata surya.
Diberitakan oleh Space.com seperti melansir, Sabtu (17/02/24) data sampel dari empat asteroid kaya silikat yang dikumpulkan oleh Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy (SOFIA). Infrastruktur SOFIA yang kini telah dinonaktifkan ini dulunya dilengkapi teleskop milik NASA dan German Aerospace Center.
Dari penjelasan penulis utama studi Anicia Arredondo, dari Southwest Research Institute di San Antonio. Asteroid adalah sisa-sisa dari proses pembentukan planet, jadi komposisi mereka bervariasi tergantung dimana mereka terbentuk di nebula surya.
Masih menurut penjelasan Arredondo Distribusi air di asteroid, bisa memberikan gambaran distribusi air ke Bumi. Meskipun molekul air sebelumnya telah terdeteksi dalam sampel asteroid yang dikembalikan ke Bumi.
Baca Juga : Diprediksi Dunia Bakal Kembali ke Zaman Es, Ilmuwan Ingatkan Soal Kiamat Kecil di Depan Mata
Fenomena ini pertama kalinya terjadi di permukaan sebuah asteroid di luar angkasa. Dalam sebuah studi sebelumnya, SOFIA menemukan jejak serupa air di permukaan bulan, di salah satu kawah terbesar di belahan bumi selatannya.
“Kami mendeteksi fitur yang secara pasti dapat didistribusikan pada air molekuler di asteroid Iris dan Massalia,” ujar Arredondo.
Dijelaskan oleh para ilmuwan dengan merujuk penelitian ini setelah menemukan molekul air di permukaan bulan yang disinari matahari. SOFIA pun sanggup menemukan tanda spektral ini pada benda-benda lain.
Observasi SOFIA terhadap bulan mengungkapkan kira-kira setara dengan botol air 12 ons yang terperangkap di dalam satu meter kubik tanah yang tersebar di permukaan bulan, terikat kimia dalam mineral.
Melalui studi baru ini, ilmuwan menemukan bahwa kelimpahan air di kedua asteroid tersebut mirip dengan yang terlihat di bulan dan juga bisa terikat pada mineral, seperti di permukaan bulan, atau terserap dalam silikat. Iris dan Massalia, masing-masing berukuran 199 kilometer dan 135 kilometer dalam diameter, memiliki orbit yang mirip.
Baca Juga : Samsung Electronics Bakal Rilis Galaxy AI Milik Galaxy S24, Berikut Fitur-Fitur Kerennya
Asteroid silikat anhidrat, atau kering terbentuk dekat dengan matahari sementara bahan berair mengumpul lebih jauh membuat bentuk air apapun yang ada di permukaan benda-benda di tata surya bagian dalam diyakini menguap akibat panas matahari.
“Memahami lokasi asteroid dan komposisi mereka memberi tahu kita bagaimana material dalam nebula surya didistribusikan dan berevolusi sejak terbentuk,” papar Arredondo.
Temuan di Iris dan Massalia mengisaratkan bahwa beberapa asteroid silikat dapat mempertahankan sebagian airnya selama berabad-abad dan mungkin lebih sering ditemukan di tata surya bagian dalam daripada yang sebelumnya diperkirakan.
Ada ilmuwan yang meyakini bahwa asteroid sebagai sumber utama air di Bumi, menyediakan unsur-unsur yang diperlukan bagi kehidupan. Pemahaman tentang distribusi air di luar angkasa akan membantu para peneliti menilai lebih baik untuk mencari bentuk-bentuk kehidupan potensial lainnya, baik di tata surya maupun di luar tata surya. (it)
Ilmu pengetahuan sudah sangat maju manusia bisa mendeteksi air di asteroid
Keren bgt bisa tanam jagung di asteroid
Ini jadi sebuah fenomena baru dalam ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan itu selalu mengagumkan temuannya
Sebuah perjuangan bagi para ilmuan untuk menemukan misteri alam semesta
Penelitian yang makan biaya yang sangat mahal
Baca beritanya saja sudah puyeng gimana lagi kalau disuruh meneliti