Jumat, November 22, 2024
BerandaHukum & HAMResolusi Terkait Gencatan Senjata Gaza Disetujui DK PBB, Israel Marah Besar Pada...

Resolusi Terkait Gencatan Senjata Gaza Disetujui DK PBB, Israel Marah Besar Pada Amerika Serikat

 

Isuterkini.com|  Amerika Serikat (AS) memberikan suara abstain dan tidak menggunakan hak vetonya saat 14 negara anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan suara dukungan untuk resolusi yang menuntut gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas yang berperang di Jalur Gaza.

Diberitakan oleh Reuters, seperti dikutip hari ini,  Selasa (26/03/24), AS, sebagai salah satu negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto, memutuskan untuk memberikan suara abstain dalam voting resolusi tersebut yang digelar pada Senin (25/03) kemarin  waktu setempat.

Suara abstain dari AS itu meloloskan resolusi gencatan senjata di Jalur Gaza untuk pertama kalinya oleh Dewan Keamanan PBB setelah Washington, yang merupakan sekutu Tel Aviv, sebelumnya selalu menggunakan hak vetonya untuk menggagalkan resolusi serupa.

Resolusi yang berhasil disetujui itu menuntut gencatan senjata segera di bulan Ramadan yang dihormati oleh semua pihak yang mengarah pada gencatan senjata berkelanjutan yang bertahan lama, dan juga menuntut pembebasan semua sandera dengan segera dan tanpa syarat.

BACA JUGA : Resolusi DK PBB Soal Gencatan Senjata Gaza Yang Disponsori AS Diveto Oleh Rusia Dan China

Menyikapi hal itu, Pemerintah Israel memberikan reaksi keras atas disetujuinya resolusi gencatan senjata segera di Jalur Gaza oleh Dewan Keamanan PBB. Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu yang menyebut kegagalan AS memveto resolusi tersebut merupakan kemunduran.

Salah satu reaksi Netanyahu dengan  mengumumkan pembatalan rencana kunjungan delegasi tingkat tinggi ke Washington, yang dijadwalkan untuk membahas rencana operasi militer Israel ke kota Rafah, Jalur Gaza bagian selatan.

“Menyoroti perubahan posisi Amerika, Perdana Menteri Netanyahu memutuskan bahwa delegasi tidak akan pergi,” Demikian pernyataan yang disampaikan kantor PM Israel.

Dengan dibatalkannya  kunjungan itu membuat bingung dan kecewa AS, yang menganggap langkah semacam itu sebagai reaksi berlebihan dari Israel. Gedung Putih, dalam pernyataannya, menyangkal bahwa suara abstain yang diberikan AS dalam voting resolusi Dewan Keamanan PBB mencerminkan perubahan dalam kebijakan Washington.

“Suara kami tidak, dan saya ulangi bahwa hal itu tidak mencerminkan perubahan dalam kebijakan kami. Tidak ada yang berubah mengenai kebijakan kami. Tidak ada,” ujar  John Kirby Juru Bicara Keamanan nasional Gedung Putih.

BACA JUGA : Benjamin Netanyahu Tetap Bersikeras Serang Rafah Meski Amerika Serikat Tak Mendukung

Sementara itu, Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan juga memberikan reaksi keras atas diloloskannya resolusi Dewan Keamanan PBB tersebut. Menurut Gilad Erdan, resolusi yang baru saja divoting membuat seolah-olah yang memulai perang adalah Israel.

Masih menurut Gilad Erdan,  perang ini diawali dengan pembantaian yang dilakukan oleh Hamas. Israel tidak memulai perang dan Israel juga tidak menginginkan perang ini dan negaranya hanya melakukan reaksi balik atas serangan Hamas.

Hamas menyambut baik diloloskannya resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza. Hamas, dalam pernyataannya, juga menegaskan kesiapan untuk segera melakukan pertukaran tahanan oleh kedua pihak.

Resolusi itu menuntut gencatan senjata di Jalur Gaza selama sisa bulan suci Ramadan, yang akan berakhir dalam dua pekan ke depan. Resolusi itu juga menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza. (it)

 

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
- Advertisment -

Postingan Populer

- Advertisment -

Komentar Terbaru