Isuterkini.com| World Bank (Bank Dunia) beri tanggapan dan menilai bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) tak memiliki dampak dalam pengentasan masalah stunting. Hal ini dipaparkan Bank Dunia dalam seksi khusus pembahasan ‘school meals’ di IEP Juni 2024.
Dalam penjelasan lebih lanjut Bank Dunia mengungkapkan bukti mengenai hasil pembelajaran kurang kuat dibandingkan dengan intervensi pedagogi tradisional dengan varians yang lebih tinggi, dan lebih kuat untuk kelompok yang lebih rentan seperti siswa miskin dan anak perempuan misalnya.
“Sehubungan dengan gizi, makanan di sekolah tidak dirancang untuk berdampak pada stunting, karena makanan tersebut tidak ditargetkan untuk 1.000 hari pertama kehidupan. Namun, makanan di sekolah mungkin berdampak pada keragaman pola makan dan anemia pada anak-anak yang bersekolah, meskipun hal ini bergantung pada komoditas spesifik yang ditawarkan,” tulis Bank Dunia, hari ini, Jumat (28/06/24).
Masih menurut keterangan Bank Dunia, pemberian makanan di sekolah bisa efektif jika ada kekhawatiran terhadap ketahanan pangan. Untuk mencapai hasil gizi yang lebih baik, lebih dari 80% program makanan sekolah nasional menggabungkan makanan dengan penyediaan intervensi kesehatan dan gizi sekolah.
Selanjutnya Bank Dunia mengaskan suplementasi mikronutrien, obat cacing, kurikulum pendidikan kesehatan/gizi, intervensi kebijakan kesehatan sekolah untuk meningkatkan hasil kesehatan dan membantu memastikan saling melengkapi dengan intervensi stunting yang ditujukan pada 1000 hari pertama.
Bank Dunia beranggapan bahwa makanan di sekolah juga secara tidak langsung memberikan manfaat bagi kesejahteraan ekonomi rumah tangga penerima manfaat, dampak yang paling besar terjadi di daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi dimana pengeluaran untuk makanan mewakili bagian yang lebih besar dari pendapatan rumah tangga.
Bank Dunia juga memberi contoh negara-negara yang sudah menjalankan program ini, Bank Dunia menegaskan makanan di sekolah akan paling efektif jika disandingkan dengan intervensi pendidikan, kesehatan, dan gizi lainnya, serta jaring pengaman dasar.
“Oleh karena itu, penerapan atau perluasan program ini tidak boleh mengorbankan belanja yang lebih rendah atau perhatian pada intervensi modal manusia penting lainnya. Secara keseluruhan, penting untuk mendefinisikan dan menetapkan tujuan yang jelas untuk program-program tersebut,” tulis Bank Dunia lebih lanjut.
“Hal ini akan memastikan pelaksanaan yang efektif dan intervensi yang didukung merupakan cara yang paling hemat biaya untuk mencapai hasil yang diinginkan,” tutur Bank Dunia menjelaskan.
Badan keuangan dunia itu mengatakan biaya program makan di sekolah di beberapa negara sangat bervariasi. Faktor utama yang mempengaruhi biaya adalah pilihan modalitas intervensi a.l. makanan, snack atau ransum yang dibawa pulang), kualitas makanan (komposisi dan ukuran), jenis pengadaan (lokal atau terpusat), jumlah penerima manfaat, dan lokasi geografis. konteks, logistik dan kondisi iklim. (it)
Apapun penilaian dari bank dunia masa bodo yang penting anak anak Indonesia dapat gizi yang menunjang pertumbuhan mereka
Bersyukur Pak Prabowo masih mau berbuat utk gizi anak anak Indonesia
Maju terus Pak Prabowo ga usah dengar apa pendapat Bank dunia
Ini Indonesia Bos, Bank Dunia ga usah ikut campur, mereka hanya recokin program baik dari pemerintah Indonesia
Bos jangan berpikiran sempit seperti itu, yang namanya saran dan masukan diterima aja dulu jangan langsung negatif gitu
Biasa orang sumbu pendek seperti itu Mba Jeanny, ga pake mikir wkwkwkw
Sudah jelas mana antek liberalisme
Jangan pada bertengkar, nita Pak Prabowo baik untuk kebaikan anak anak Indonesia
Wkwkwkwkw….lu mau berbisnis lagi World bank, Ya Suplemen,obat cacing..semua kan buatan pabrik…masih jauh lebih baik anak2 dpt makanan