Kamis, November 21, 2024
BerandaEkonomi & FinansialPHK Lebih Dari 13.000 Orang Karyawan Buktikan Industri Tekstil RI Sedang Tidak...

PHK Lebih Dari 13.000 Orang Karyawan Buktikan Industri Tekstil RI Sedang Tidak Baik-Baik Saja

 

Isuterkini.com|  Jemmy Kartiwa Sastraatmadja yakni Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) tegaskan bahwa kondisi industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) nasional saat ini sedang dalam situasi tidak baik di mana Indonesia,  dikhawatirkan menjadi dumping heaven produk-produk asal China.

Industri Tekstil yang sedang tidak baik  disinyalir menjadi biang kerok maraknya penutupan pabrik tekstil, hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) lebih dari 13.000 karyawan. Mulanya Indonesia menjadi target dumping produk China, kata Jemmy, karena di China sendiri kelebihan produksi yang diakibatkan oleh daya beli berbagai negara menurun.

Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (10/07/24) kemarin, Jemmy menerangkan  barang atau produk-produk  China yang tidak terjual itu dibuang ke Indonesia dengan harga yang sangat murah.

Berita Menarik : Dorong Kewirausahaan Nasional MPR Bilang Perlu Komitmen Bersama Capai Target 4%

“China over production diakibatkan oleh daya beli berbagai negara yang turun, kita tahu bahwa Fed rate masih di kisaran 5,5%. Tapi kita harus waspadai, jangan sampai Indonesia jadi dumping heaven. Jadi produk-produk yang tidak terjual di berbagai negara itu dibuang ke Indonesia,” kata Jemmy.

Lebih lanjut Jemmy menyampaikan bahwa saat ini  industri TPT nasional tidak akan sanggup jika harus melawan produk-produk dumping atau barang sisa ekspor yang dijual oleh China dengan harga sangat murah.

“Kalau mungkin banyak orang berpikir, kenapa Indonesia tidak berdaya saing? Kita masih bisa bersaing, tapi kalau kita harus melawan produk-produk sisa, pasti kita tidak bisa melawan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Jemmy mengungkapkan bahwa China mengalami penurunan ekspor produk pakaian jadi ke berbagai negara sampai dengan 27%, di mana rata-rata penurunan ekspor produk China sebesar 6,41%. Dampaknya, China mengirimkan barang over-stocked nya tersebut ke negara yang perlindungan dagang di dalam negerinya lemah, seperti Indonesia.

Selain itu, ia juga menyoroti perbedaan harga yang signifikan antara barang yang diekspor ke Indonesia dari China, dibandingkan ke negara tujuan lainnya seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Jerman. Ia juga menjelaskan, ada selisih yang cukup dalam. Terdapat 31 dari 44 kode HS yang harga ekspor China ke Indonesia jauh lebih murah dibandingkan ke negara lainnya pada tahun 2023.

Turunnya utilitas industri TPT nasional diyakini karena adanya serbuan barang impor murah asal China. Katanya, ada banyak e-commerce atau marketplace asal China seperti Temu yang menjual barang cross-border dengan harga yang sangat murah.

Berita Menarik : Berisiko Bagi Ekonomi Domestik Dan Global, IMF Bilang Akibat Lonjakan Utang AS

Padahal, untuk impor pakaian jadi masih ada dikenakan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP). Jadi harga yang masuk ini safeguard-nya Rp28.000 contohnya, tapi harga barangnya bisa diterima (konsumen) Rp50.000-Rp60.000 saja. Itu sudah termasuk ongkos kirim.

Jemmy juga mengungkapkan hasil temuannya di media sosial, yakni sebuah akun Instagram bernama Liam Supply Chain yang memberikan sebuah tips atau cara berdagang di Indonesia. Ia menyebut cara yang dilakukan Liam Supply Chain itu sangat mengerikan bagi industri TPT nasional.

Jemmy menekankan bahwa industri TPT nasional saat ini sedang dalam situasi gawat darurat, di mana terjadi gelombang penutupan puluhan pabrik, serta PHK lebih dari 13.000 pekerja. Hal ini karena imbas pasar global yang lesu dan produk impor dari China yang membanjiri Tanah Air. (it)

 

8 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
- Advertisment -

Postingan Populer

- Advertisment -

Komentar Terbaru