Update.com| Bursa tokoh daerah yang bakal maju di Pilpres 2024 semakin ketat. Sebut saja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan , Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK).
Tokoh- tokoh tersebutpun sudah sering disebut namanya diberbagai lembaga survey tanah air. Dari tiga kepala daerah langganan survey itu, hanya masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan berakhir pada tahun 2022.
Sementara masa jabatan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan berakhir pada tahun 2023. Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Kunto Adi Wibowo berpendapat bahwa polarisasi di kalangan masyarakat pasca Pilpres 2019 masih terjadi, antara cebong versus kampret atau kadrun versus togog.
“Disini kan jelas masing-masing tokoh harus bisa mengambil kepemimpinan dari kelompok-kelompok populis ini walaupun sifatnya informal,” kata Kunto Adi Wibowo seperti dikutip dari SINDOnews, S hari ini, Sabtu (13/02/2021).
Masih menurut Kunto Adi Wibowo tokoh-tokoh yang ingin maju di Pilpres 2024 mendatang di media sosial harus rajin dan mengambil posisi sebagai orang yang mewakili dari kelompok-kelompok masyarakat itu dengan segala nilai-nilainya dan segala sentimennya. Namun, dia menilai hal tersebut risikonya akan membuat masyarakat semakin terpecah.
“Salah satu-satunya mungkin peluang yang bisa dilakukan Anies misalnya sudah diasosiasikan kelompok atau sayap politik tertentu. Ganjar juga sudah diasosiasikan, tinggal Ridwan Kamil harus milih nih, market dia lebih besar ke mana,” ucap Kunto .
Ia juga menyampaikan, tokoh-tokoh yang ingin bertarung di Pilpres 2024 mendatang harus memilih untuk berada di kolam mana diantara polarisasi yang terjadi di masyarakat saat ini.
“Sangat mungkin kalau banyak tokoh yang bermain yang terjadi adalah fragmentasi, tidak hanya terpolarisasi kan dua kutub, mungkin ada 3 kutub atau 4 kutub, dan itu mungkin lebih seru,” pungkasnya.
Anies Baswedan sejauh ini disukai oleh masyarakat yang tidak simpatik dengan Pemerintah Joko Widodo (Jokowi). Sebaliknya, Ganjar Pranowo sejauh ini disukai oleh masyarakat yang pro Pemerintahan Jokowi. (kri/iu)
