Isuterkini.com | Serangan udara yang dilancarkan oleh Israel baru-baru ini telah menghantam area Damaskus, ibu kota Suriah, dan mengakibatkan tewasnya tiga orang dalam insiden tragis ini.
Salah satu korban yang dilaporkan adalah menantu dari pemimpin Hizbullah, mendiang Hassan Nasrallah, yang sebelumnya telah tewas dalam serangan yang berbeda. Dilansir dari AFP dan Al Arabiya pada Kamis, (03/10/24), tercatat tiga orang tewas dan tiga lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut yang terjadi pada Rabu, (02/10/24).
Sumber militer tersebut menginformasikan bahwa gempuran yang dilakukan oleh Tel Aviv ini menargetkan sebuah gedung permukiman yang terletak di pinggiran Mezzah, di bagian barat Damaskus.
Selain itu, kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, mengeluarkan laporan terpisah yang menyebutkan bahwa salah satu korban yang tewas adalah seorang pria yang merupakan menantu mendiang Nasrallah.
Diketahui bahwa Nasrallah sebelumnya tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan daerah pinggiran selatan Beirut, Lebanon, pada (27/09/24). Dalam laporan yang dikeluarkan oleh Syrian Observatory, dikatakan bahwa Hassan Jaafar al-Qasir, yang merupakan menantu Nasrallah, adalah salah satu dari yang tewas akibat gempuran tersebut.
“Hassan Jaafar al-Qasir, menantu Hassan Nasrallah, termasuk di antara dua warga Lebanon yang menjadi korban serangan Israel yang menargetkan sebuah apartemen di sebuah bangunan permukiman di distrik Mazze di Damaskus,” ungkap Syrian Observatory dalam laporannya.
Sumber yang dekat dengan Hizbullah telah mengonfirmasi informasi ini kepada AFP, namun hingga saat ini belum ada komentar langsung dari pihak Hizbullah terkait laporan tersebut. Israel sendiri telah melancarkan serangkaian serangan udara yang menargetkan berbagai sasaran terkait Iran di wilayah Suriah selama bertahun-tahun.
Aktivitas serangan semacam itu semakin kian meningkat seiring dengan ketegangan yang meningkat di wilayah tersebut, terutama sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza antara Tel Aviv dan Hamas pada bulan Oktober tahun lalu. (it)