Isuterkini | Heru Budi Hartono, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, baru-baru ini mengungkapkan bahwa kemacetan dan polusi udara merupakan dua masalah besar yang masih menjadi masalah berat yang belum bisa dituntaskan di Jakarta.
Menanggapi hal ini, Jubir Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), Muhammad Kholid, memaparkan strategi yang direncanakan untuk mengatasi persoalan tersebut. Menurut Kholid, salah satu kunci utama untuk mengurangi emisi kendaraan dan mengatasi kemacetan terletak pada pengembangan sistem transportasi publik yang terintegrasi.
“Kami percaya bahwa dengan membangun sistem transportasi publik yang terintegrasi, mudah diakses, dan terjangkau, kita bisa mengurangi ketergantungan masyarakat pada kendaraan pribadi. Ini akan berkontribusi pada pengurangan polusi udara yang dihasilkan dari emisi kendaraan,” jelas Kholid dalam keterangan pers yang diterima pada Rabu (11/09/24).
Lebih lanjut, Kholid mengungkapkan bahwa RIDO juga akan mengintegrasikan transportasi publik dengan pengembangan perumahan urban dan sosial yang dekat dengan fasilitas transportasi dan pusat aktivitas ekonomi.
“Kami berencana untuk mengintegrasikan perumahan dengan transportasi publik dan area kegiatan ekonomi. Dengan pendekatan ini, diharapkan kemacetan akan berkurang dan emisi kendaraan akan menurun,” imbuhnya.
Selain fokus pada permasalahan kemacetan dan polusi, pasangan RIDO juga akan memberikan perhatian besar pada pertumbuhan sektor ekonomi kreatif. Kholid menyebutkan bahwa mereka berkomitmen untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan, khususnya bagi generasi muda yang menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan.
“Kami ingin memanfaatkan potensi sektor ekonomi kreatif sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru yang dapat menyerap tenaga kerja, terutama bagi anak-anak muda yang mencari peluang kerja,” tambah Kholid.
Kholid juga menekankan bahwa RIDO bertujuan untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota global dengan biaya hidup yang terjangkau.
“Kami berkomitmen untuk membuat Jakarta menjadi kota global yang tidak hanya memiliki transportasi yang terintegrasi dan terjangkau, tetapi juga menyediakan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dengan biaya yang terjangkau. Kami juga berencana untuk menyediakan hunian rakyat yang layak dan terintegrasi dengan pusat kegiatan ekonomi dan transportasi, untuk mengurangi kemacetan di kota ini,” paparnya.
Selain itu, Kholid mengungkapkan pentingnya membangun kota yang tahan bencana, seperti banjir. “Kami ingin Jakarta menjadi kota yang resiliensi, mampu menghadapi berbagai bencana dan krisis iklim. Untuk itu, tata kota dan infrastruktur harus dirancang secara adaptif dan responsif,” ujarnya.
Sebelumnya, Heru Budi Hartono juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh gubernur terpilih berikutnya. Dalam sebuah pernyataan di RS Tarakan, Jakarta Pusat, Heru mengakui bahwa kemacetan dan polusi udara masih menjadi masalah utama. “Kemacetan dan polusi udara adalah dua isu besar yang masih sulit diatasi di Jakarta. Meskipun sarana dan prasarana yang ada sudah cukup lengkap, perawatannya tetap menjadi tanggung jawab kita bersama,” ungkap Heru.
Dengan strategi yang diusulkan oleh RIDO dan perhatian pada permasalahan mendesak, diharapkan Jakarta dapat mencapai perbaikan yang signifikan dalam mengatasi kemacetan dan polusi, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. (it)