Update.com| Pulau Pantar di kabupaten Alor memang kurang popular jika dibandingkan dua pulau tetangganya (Alor dan Lembata). Selain letaknya yang jauh di pelosok Nusa Tenggara Timur, akses menuju Pulau Pantar juga cukup sulit karena pulau ini belum mempunyai bandara. Berbeda dengan Pulau Alor dan Pulau Lembata yang masing-masing sudah mempunyai bandara, sehingga mudah diakses.
Untuk menyeberang ke Pulau Pantar dari Pelabuhan Pantai Reklamasi Kalabahi mengunakan Perahu. Tidak dikenal bukan berarti tidak menarik. Pulau Pantar mempunyai banyak tempat menarik. Seperti kebanyakan pulau-pulau kecil lainnya, Pantar juga dikelilingi banyak pantai cantik. Mulai dari yang berpasir hitam, putih, kelabu hingga pantai yang dihiasi hamparan batu kerikil.
Ada juga pantai dengan pasir warna-warni yaitu Pantai Pasir Tiga Warna. Pantai cantik nan unik ini terletak di Dusun Puntaru, Desa Tude, Kecamatan Pantar Tengah, Kabupaten Alor, NTT. Pulau-pulau kecil yang kami lihat dalam perjalanan ke Pulau Pantar Bukan perkara yang mudah untuk mencapai Pantai Pasir Tiga Warna. Pengunjung harus berganti-ganti berbagai alat trasnportasi, mulai dari pesawat, kapal motor hingga sepeda motor.
Perjalanan berperahu ini memakan waktu lebih dari empat jam dengan melewati Teluk Mutiara, Selat Pantar, dan Teluk Blangmerang. Namun, meski harus berjam-jam di atas perahu, perjalanan dari Kalabahi sampai Baranusa jauh dari kata membosankan. Justru sangat menyenangkan. Sepanjang jalan mata kami disuguhi berbagai pemandangan menarik, mulai dari perbukitan hijau, pulau-pulau kecil, pantai-pantai berpasir putih hingga aktivitas para nelayan di laut. Yang paling menarik tak lain adalah atraksi lumba-lumba.
Baru beberapa menit perahu berlayar menyusuri Teluk Mutiara, tiba-tiba muncul sekawanan lumba-lumba yang menari lincah di sebelah kiri perahu kami. Tentu saja Pengunjung girang melihat lumba-lumba di habitat aslinya. Apalagi atraksi lumba-lumba ini bukan hanya sekali. Di perairan Teluk Blangmerang juga muncul lagi kawanan lumba-lumba yang menari dengan indahnya.
Pengunjung akan berlabuh di Pelabuhan Baranusa, Pulau Pantar Setelah berperahu selama hampir lima jam. Kota kecil di tepi Teluk Blangmerang ini merupakan ibu kota Kecamatan Pantar Barat. Namun, tak berlama-lama di Baranusa. Menurut penduduk setempat, Pantai Pasir Tiga Warna masih jauh. Jaraknya sekitar 15 km dari Baranusa dan kondisi jalan ke sana tidak bagus.
Makanya setiba di Baranusa, pengunjung langsung melanjutkan perjalanan ke Pantai Pasir Tiga Warna dengan sepeda motor. Jalan rusak menuju Pantai Pasir Tiga Warna Ternyata ucapan Warga Baranusa benar adanya. Kondisi jalan dari Baranusa menuju Pantai Pasir Tiga Warna sangat buruk. Di dalam Kota Baranusa saja jalannya rusak. Begitu keluar kota, kondisi jalan makin parah. Jalannya sempit dan berkelok-kelok naik turun bukit. Sebagian besar aspal jalan sudah hilang, berganti menjadi jalan tanah berbatu. Parahnya lagi, tak ada satu pun rambu-rambu lalu lintas ataupun penunjuk arah.
Mata Pengunjung langsung segar dan segala rasa capek langsung hilang begitu melihat kecantikan Pantai Pasir Tiga Warna. Kalau kebanyakan pantai biasanya berpasir hitam, putih atau kelabu dengan air laut hijau atau biru, Pantai Pasir Tiga Warna beda. Sekilas pasir pantai ini terlihat berwarna coklat kemerahann. Namun, ketika diambil segenggam dan saya perhatikan dengan seksama, pasirnya terdiri dari beberapa warna.
Tiga warna dominan adalah coklat kemerahan, hitam, dan putih transparan seperti butiran gula pasir. Hal itulah yang membuatnya dinamakan Pantai Pasir Tiga Warna. Pantai Pasir Tiga Warna yang unik dan eksotis Uniknya lagi, warna air laut di Pantai Pasir Tiga Warna juga berbeda dari pantai kebanyakan.
Warnanya bergradasi hijau, kuning dan coklat sehingga terlihat sangat cantik. Apalagi bentuk pantainya juga melengkung indah dengan Gunung Delaki dan Gunung Sirung berdiri menjulang sebagai latar belakang. Perpaduan antara pantai berpasir coklat kemerahan, batuan merah di pinggir pantai, laut kuning hijau dan dua gunung di kejauhan menciptakan panorama yang sangat menakjubkan. Saya sampai bengong melihat keindahan dan keunikan Pantai Pasir Tiga Warna.
Batuan berwarna merah kecoklatan di Pantai Pasir Tiga Warna Air terjun belerang di Pantai Pasir Tiga Warna Ketika kami tiba, suasana di Pantai Pasir Tiga Warna sangat sepi. Tak ada pengunjung lain selain kami berdua dan seorang nelayan yang sedang memancing di atas sampan, di tengah laut. Jadinya kami bisa bebas menjelajah dan memotret setiap sudut Pantai Pasir Tiga Warna tanpa gangguan pengunjung lain.
Pengunjung dapat berjalan menyusuri pantai hingga tiba di sebuah muara sungai dengan air terjun kecil. Ternyata ada yang unik dengan muara sungai tersebut. Warna airnya kuning jernih mirip air kencing (urin) karena mengandung belerang. Masyarakat setempat pun menamakannya Sungai Belerang. Mata air sungai tersebut memang berada di kaki Gunung Sirung yang mempunyai kawah belerang di puncaknya dan masih aktif sampai sekarang.
Rupanya air sungai belerang itulah yang mengakibatkan air laut di Pantai Pasir Tiga Warna menjadi berwarna kuning. Warna coklatnya berasal dari pasirnya yang berwarna dominan coklat kemerahan sedangkan warna hijaunya berasal dari pantulan pepohona yang ada di pinggir pantai. (iu)
Indonesia dengan beribu ribu pulau dengan jutaan keindahan didalamnya
Kalau dimaksimalkan bisa jadi tujuan wisata dunia
Ini sebuah keajaiban
pantai Unik dan indah, luar biasa tempat wisata di NTT. semoga ke depannya parawisata ini di kembangkan dengan baik.
Luar Biasa Ciptaan TUHAN
Hebatnya NTT meski gersangbtapi memiliki tempat yang sangat indah
OMO!!
Makin Ga bener Jakarta
Bangga jadi anak NTT
Can I find the music somewhere…Love the Place
NTT indah walau orang berpikir karang
Kerend… Thanx Admin