Isuterkini.com| Kementerian Agama (Kemenag) menggunakan kriteria baru dalam menentukan awal Ramadan yang mengacu pada hasil kesepakatan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) pada 2021 lalu.
Mskipun demikian, lembaga-lembaga riset memaparkan prediksi awal Ramadan 1445 Hijriah. Lembaga tersebut di antaranya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Astronomi, Thomas Djamaludin dalam acara Media Lounge Discussion (MELODI) di Gedung BJ Habibie, Jakarta, dilansir dari laman resmi BRIN, Minggu (10/03/24) mengatakan penerapan kriteria baru MABIMS berdampak pada perubahan dalam penghitungan dan penetapan awal bulan Hijriah.
“Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan surat bersama ad referendum pada 2021 terkait penggunaan kriteria baru MABIMS di Indonesia mulai tahun 2022,” kata Thomas.
Dari kesepakatan MABIMS, kriteria hilal berubah menjadi ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Thomas mengatakan perubahan kriteria tersebut berpengaruh terhadap penentuan awal bulan Hijriah terutama di Indonesia yang menggunakan metode hisab dan rukyat.
Thoma selanjutnya menjelaskan, metode rukyat hilal diterapkan pada tanggal 29 Hijriah untuk melaksanakan contoh Rasul (ta’abudi). Agar rukyat akurat, arahnya dibantu dengan hasil hisab. Hisab bisa digunakan untuk membuat kalender sampai waktu yang panjang di masa depan.
“Agar hisab merujuk juga pada contoh Rasul, maka kriterianya dibuat sesuai dengan hasil rukyat jangka panjang, berupa data visibilitas hilal atau imkan rukyat (kemungkinan bisa dirukyat),” tutur Thomas.
Thomas juga memaparkan perhitungan ini berpotensi akan ada perbedaan awal puasa pada Ramadan tahun ini, namun akan ada kesamaan pada awal bulan Syawal. BRIN memprediksi awal puasa diperkirakan dimulai 12 Maret 2024, dan Idul Fitri atau 1 Syawal 1445 Hijriah akan jatuh bersamaan pada tanggal 10 April 2024.
“Terkait perbedaan yang terjadi lebih karena perbedaan kriteria dan perbedaan otoritas yang belum bisa disatukan, tetapi Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia terus mengupayakan adanya persamaan. Perbedaan yang ada harus kita hormati namun upaya untuk mencari titik temu harus kita teruskan,” papar Thomas.
Sementara itu, BMKG juga merilis informasi terkait prakiraan awal Ramadan 1445 Hijriah, penentu awal puasa 2024. Menurut laporan BMKG, hasil analisis menunjukkan kemungkinan awal Ramadan 2024 akan berbeda.
Dikutip dari situs resmi BMKG menyampaikan bahwa untuk penentuan awal bulan Ramadan 1445 Hijriah, BMKG menyampaikan informasi data-data hilal (hasil hisab) saat matahari terbenam, yang dapat digunakan juga dalam pelaksanaan rukyat (observasi) hilal.
Dalam presiksi BMKG, awal Ramadan 2024 berpotensi jatuh pada hari yang berbeda sesuai dengan penghitungan yang digunakan. BMKG menjelaskan, konjungsi merupakan kondisi ketika Bulan dan Matahari mempunyai bujur ekliptika yang sama.
Berita Untuk Anda : Tembus Rp 1.208.000 per Gram, Harga Emas Antam Kembali Cetak Rekor Hari Ini
BMKG juga menyebutkan bahwa konjungsi geosentrik (ijtima’) akan kembali terjadi pada Minggu, 10 Maret 2024 pada pukul 16.00 WIB. Dengan waktu Matahari terbenam paling awal pukul 17.51 WIT di Waris, Papua. Dan waktu Matahari terbenam paling akhir pukul 18.50 WIB di Banda Aceh, Aceh.
Secara astronomis, pelaksanaan rukyat Hilal penentu awal bulan Ramadan ditentukan setelah Matahari terbenam tanggal 10 Maret 2024, bagi yang di tempatnya konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam. Dan tanggal 11 Maret 2024, bagi yang konjungsinya terjadi setelah Matahari terbenam.
Untuk mereka yang menerapkan hisab dalam penentuan awal bulan Ramadan, maka perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam tanggal 10 dan 11 Maret 2024 tersebut.
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah mengumumkan penetapan awal Ramadan 1445 Hijriah tahun 2024. Berdasarkan hisab hakiki wujudulhilal, PP Muhammadiyah menetapkan awal Ramadan 1445 Hijriah pada Senin, 11 Maret 2024.
“Tanggal 1 Ramadan 1445 H (Hijriah) jatuh pada hari Senin Pahing, 11 Maret 2024 M,” begitu bunyi surat yang ditandatangani Wakil Ketua dan Wakil Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Hamim Ilyas dan Atang Solihin, beberapa waktu lalu.
Untuk diketahui, pemerintah akan melaksanakan sidang isbat dalam rangka menetapkan awal bulan Ramadan 2024. Sidang isbat penentuan awal Ramadan 1445 Hijriah akan digelar pada sore ini di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama, Jakarta Pusat.
Sidang isbat akan digelar secara hybrid, luring dan daring (online). Selain itu, pelaksanaan serangkaian acara sidang isbat penentuan awal Ramadan 2024 akan melibatkan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama serta dihadiri para duta besar negara sahabat dan perwakilan ormas Islam. (it)
Selamat menyongsong Bulan Suci Ramadhan
Semoga Bulan Suci membawa berkah bagi Indonesia
Amin semoga bulan suci ini membawa kedamaian untuk Indonesia sehingga tidak ada demo pada saat pengumuman hasil pemilu
Setuju abangku, pas momentnya karena kita harus menghormati bulan suci
Ga sabar menunggu tarawih pertama
Alhamdulillah masih diberikan kesempatan untuk kembali menjalankan puasa di tahun 2024
alhamdulillah sbentar lagi puasa..
Alhamdulilah sebentar lagi puasa, tapi pemerintah tolong dong, harga sembako di kondisikan