Rabu, Oktober 23, 2024
BerandaEkonomi & FinansialPenelitian Terbaru Dari Bank Of America Sebutkan Investor Muda Tak Lagi...

Penelitian Terbaru Dari Bank Of America Sebutkan Investor Muda Tak Lagi Pilih Saham Dan Obligasi

 

Isuterkini.com|  Bank of America  sampaikan hasil penelitian terbaru menyebutkan  banyak investor muda yang tidak mengikuti jejak orang tua mereka dalam berinvestasi. Investor muda usia 21-43 tahun dengan investasi minimal US$ 3 juta setara Rp 48,7 miliar (asumsi kurs Rp 16.251 per US$) kemungkinan besar tidak akan memilih investasi tradisional seperti saham dan obligasi.

Dari penjelasan yang disampaikan oleh Mike Pelzar,  Kepala Investasi Bank of America mengungkapkan bahwa sekitar 33% dari portofolio investor muda yang kaya berada dalam aset alternatif seperti hedge fund serta aset kripto dan digital. Kurang dari setengah portofolio mereka berada dalam saham dan obligasi tradisional.

BERITA MENARIK : Berisiko Bagi Ekonomi Domestik Dan Global, IMF Bilang Akibat Lonjakan Utang AS

Diberitakan oleh CNBC International  seoerti dikutip hari ini, Minggu (07/07/24) Pelzar mengatakan hal itu berbeda dengan investor kaya berusia 44 tahun ke atas, yang mengalokasikan sekitar tiga perempat portofolio mereka untuk saham dan obligasi, dan hanya sekitar 5% dalam aset alternatif seperti hedge fund, ekuitas swasta, dan real estat.

“Kedua kelompok yang berbeda berpikir sangat berbeda tentang peluang terbesar untuk investasi mereka,” kata Pelzar.

Masih menurut Pelzar, minat investor muda terhadap investasi alternatif diperkirakan tidak akan berkurang. Ada sekitar 93% mengindikasikan mereka berencana untuk menggunakan lebih banyak investasi tersebut dalam beberapa tahun ke depan.

Selanjutnya Pelzar menjelaskan sebagian besar perbedaan pandangan antara investor muda dan tua bergantung pada jenis investasi yang mereka geluti sejak kecil. Dia menilai generasi muda mungkin juga kurang percaya saham dan obligasi tradisional setelah mengalami krisis keuangan dan kebangkrutan.

BERITA MENARIK : Rupiah Menguat di Rp16.330 Hari Ini, Diharapkan Kembali Di Bawah Rp 16.000 Per Dolar AS

Baru-baru ini, meningkatnya korelasi antara ekuitas dan pendapatan tetap mungkin mendorong mereka untuk mendiversifikasi aset. Beberapa ahli khawatir menyimpan banyak uang tunai dapat menyebabkan hilangnya keuntungan pasar yang lebih besar, meskipun suku bunga yang tinggi saat ini menjamin bunga tertinggi atas uang tunai dalam lebih dari satu dekade.

“Kurang berinvestasi adalah risiko, dan menurut saya lebih rentan dialami oleh investor yang lebih muda,” kata Callie Cox, kepala strategi pasar di Ritholtz Wealth Management.

Dikatakan bahwa investor muda dan kaya beralih ke investasi alternatif karena mereka memiliki lebih banyak pilihan. Untuk diketahui bahwa investasi menjadi salah satu hal yang populer  di kalangan generasi muda. Investasi sendiri adalah sebuah aktivitas menyimpan atau menempatkan dana pada periode tertentu dengan harapan penyimpanan tersebut akan menimbulkan keuntungan. (it)

 

6 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
- Advertisment -

Postingan Populer

- Advertisment -

Komentar Terbaru