Jumat, November 22, 2024
BerandaLiputan KhususPSI Dapuk Jokowi Jadi Pimpin Barisan Nasional, Demokrat Sampaikan Tak Sepakat

PSI Dapuk Jokowi Jadi Pimpin Barisan Nasional, Demokrat Sampaikan Tak Sepakat

 

Isuterkini.com| Jeffrie Geovanie, Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mewacanakan  ingin meniru Malaysia dengan membentuk koalisi permanen Barisan Nasional atau Barisan Rakyat di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Jeffrie di kanal YouTube Podcast Unpacking  milik Zulfan Lindan beberapa waktu lalu. Pada kesempatan podcast itu, Jeffrie mendorong Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai ketua. Menurut dia, koalisi permanen harus terhubung pada level partai tingkat pusat hingga daerah.

“Saya berkali-kali bilang sama tokoh, penting kita lahirkan sebuah konsep koalisi permanen yang bisa kita tiru nama seperti barisan nasional di Malaysia. Atau kita bisa pakai nama barisan rakyat,” kata Jeffrie.

Berita Menarik : Hadiri Rakernas Kementerian ATR/BPN Sri Mulyani Bilang Ekonomi Dunia Di 2024 Diprediksi Lemah

Menyikapi hal itu, Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan tak sepakat dengan usul PSI mengangkat Presiden Jokowi sebagai ketua Barisan Nasional. Ia menilai partai politik pasti enggan memberikan kedaulatan serta kebijakan partainya ke orang lain termasuk Jokowi.

“Tidak mungkin partai mau menyerahkan kedaulatan dan kebijakan partainya kepada seseorang atau Jokowi seperti yang diusulkan PSI tersebut,” kata Syarief seperti dikutip  CNNIndonesia.com, hari ini, Kamis (14/03/24).

Alasan  Syarief tak setuju dengan konsep itu lantaran perbedaan sistem pemerintahan antara Indonesia dengan Malaysia. Menurutnya, Indonesia menerapkan sistem pemerintahan presidensial, sedangkan Malaysia menganut sistem parlementer.

Tanggapan lain datang dari Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi merespon usulan Presiden Jokowi menjadi ketua Barisan Nasional, pimpinan besar koalisi Prabowo-Gibran. Budi berpendapat tak ada yang salah dengan usulan itu. Menurutnya, usulan itu sah-sah saja.

Budi Arie berpendapat tak ada yang salah dengan usulan itu, namun demikian ia enggan berspekulasi terlalu jauh. Dia hanya mengatakan Projo akan selalu bergerak sesuai arahan Presiden Jokowi. Menurutnya, pihaknya memilih untuk memantau dinamika politik yang sedang berjalan. Budi menyebut persoalan koalisi sebaiknya dibicarakan setelah hasil resmi Pilpres 2024 terbit.

Berita Menarik : Jokowi Bilang 20 Ribu Anak Muda Bakal Direkrut Saat Smelter Freeport Beroperasi Juni Mendatang

Sementara itu,  Ketua Bappilu PPP, Sandiaga Uno angkat suara soal wacana koalisi permanen Barisan Nasional partai-partai pengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Sandi meyakini tak ada yang permanen dalam politik. Namun, ia menyebut PPP selama ini terus mendukung program pemerintah di bawah Presiden Joko Widodo.

Lebih lanjut Sandiaga menyebutkan dalam dua periode pemerintahan Presiden Jokowi, PPP selalu berada di barisan koalisi pemerintah. Jika yang dimaksud permanen berada di koalisi pemerintah, PPP selama ini terus melakukannya.

Akan tetapi Sandiaga menekankan bahwa partainya saat ini belum menentukan sikap apakah akan terus mendukung pemerintah atau menjadi oposisi. Menurutnya, PPP masih fokus mengawal hasil rekapitulasi penghitungan suara hingga 20 Maret mendatang. (it)

 

7 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
- Advertisment -

Postingan Populer

- Advertisment -

Komentar Terbaru