Isuterkini.com| Terobosan baru di bidang energi terbarukan makin berkembang. Dikabarkan para ilmuwan dari Australia telah mengembangkan sebuah inovasi yakni baterai yang berbahan air yang menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan baterai tradisional.
Diberitakan oleh Wion News, seperti dikutip hari ini, Minggu (10/03/24), Profesor Tianyi Ma penulis utama dari RMIT University menyebut baterai air ini tidak hanya akan berfungsi sebagai alternatif penyimpanan energi terbarukan tetapi juga akan menggantikan varietas lithium-ion tradisional yang dianggap kurang aman.
“Apa yang kami rancang dan produksi disebut baterai ion logam berair atau kami dapat menyebutnya baterai air,” kata Profesor Tianyi Ma.
Berita Untuk Anda : Temuan Revolusioner Para Ilmuan Dengan Menciptakan Baterai Berbahan Dasar Darah
Dari penjelasan Prof. Ma diketahui baterai terdiri dari tiga bagian utama elektroda positif yang disebut katoda, elektroda negatif yang disebut anoda, dan elektrolit yang menggerakkan ion di antara elektroda-elektroda tersebut.
Lebih lanjut Prof. Ma menjelaskan bahwa para peneliti dari RMIT telah mengembangkan apa yang mereka sebut baterai air dengan mengganti elektrolit tradisional dengan air yang dicampur dengan garam sederhana.
Para Ilmuwan klaim bahwa baterai berbahan dasar air ini lebih aman dan tidak terlalu berbahaya. Baterai ini menggunakan logam seperti magnesium atau seng, yang lebih murah dan lebih baik bagi lingkungan dibandingkan baterai lithium atau baterai timbal-asam.
Disebutan juga dengan menggunakan air sebagai elektrolit dalam baterai dapat membantu mencegah masalah umum yang disebut pertumbuhan dendrit. Dendrit adalah paku logam kecil yang dapat menyebabkan arus pendek pada baterai.
Berita Untuk Anda : Jadi Finalis World Car Awards 2024 Berikut spesifikasi Hyundai Ioniq 5 N
Untuk mengatasi masalah ini, para ilmuwan melapisi anoda baterai dengan logam bismut, yang membentuk lapisan pelindung seperti karat ketika teroksidasi. Lapisan ini membantu baterai bertahan lebih lama, dengan prototipe mempertahankan lebih dari 85 persen kapasitasnya bahkan setelah diisi dan dikosongkan sebanyak 500 kali, yaitu saat sebagian besar baterai lithium-ion mulai rusak.
“Baterai kami kini bertahan jauh lebih lama sebanding dengan baterai lithium-ion komersial yang ada di pasaran menjadikannya ideal untuk penggunaan berkecepatan tinggi dan intensif dalam aplikasi dunia nyata,” kata Prof. Ma.
Dengan kapasitas yang mengesankan dan masa pakai yang lebih lama, tim peneliti tidak sekedar memiliki teknologi baterai yang canggih namun juga berhasil mengintegrasikan desain dengan panel surya, menampilkan penyimpanan energi terbarukan yang efisien dan stabil. (it)
Teknologi semakin maju, apa aja bisa dijadikan energi utk keperluan manusia
Manusia makin canggih aja ya keren banget
Dengan kecanggihan yang ada manusia dapat terbantu dalam segala hal
Makin canggih manusia, makin mudah menyelesaikan masalah tapi makin sulit cari kerja
Semoga Ilmuwan kita juga banyak melakukan penelitian dan mempublikasikan penemuannya
ini keren sih menurut saya, aman juga kan dan ramah lingkungan
mantap ini Baterai berbahan dasar air…
Ilmuan Indonesia juga sudah banyak loh penemuanya tapi.. berkahir dengan kecewa karena tidak ada dukungan dana penelitian
memang profesor-profesor luar negeri itu bukan hanya gelar saja…
Wooww…emejing