Isuterkini.com | Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan niatnya untuk membalas dendam terhadap kelompok Hamas setelah ditemukan enam jenazah sandera di terowongan bawah tanah di Jalur Gaza.
Pada hari Minggu (01/09/24), Netanyahu menegaskan dalam pernyataannya bahwa kelompok yang bertanggung jawab atas kematian para sandera tersebut jelas tidak menginginkan adanya kesepakatan untuk gencatan senjata di Gaza.
Pejabat Hamas, Izzat al-Risheq, menuduh serangan udara Israel sebagai penyebab kematian sandera-sandera itu, dan menyebut bahwa mereka tewas akibat tembakan dan pengeboman Israel di area tersebut.
Namun, militer Israel membantah tuduhan tersebut dan mengklaim bahwa para sandera dibunuh secara brutal oleh Hamas. Juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani, menegaskan bahwa tidak ada serangan yang terjadi secara langsung di terowongan tempat jenazah ditemukan, dan menyebut tuduhan Hamas sebagai “perang psikologis”.
Letnan Kolonel Nadav Shoshani juga menginformasikan bahwa keenam jenazah yang ditemukan di terowongan di selatan Rafah, sekitar satu kilometer dari lokasi penyelamatan sandera lainnya.
Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan terus berjuang melawan musuh yang dianggapnya kejam, mengacu pada penembakan di dekat Hebron yang menewaskan tiga polisi Israel pada hari yang sama.
Meskipun Hamas belum mengklaim penembakan tersebut, mereka menyebutnya sebagai “operasi heroik”. Netanyahu menggarisbawahi bahwa tindakan kekejaman Hamas yang terus berlanjut memaksa Israel untuk melakukan segala cara agar kelompok tersebut tidak bisa melakukan hal serupa di masa depan. (it)