Untuk Selamatkan Nyawa 53 Orang Kru di KRI Nanggala-402, TNI Kerahkan Kemampuan Terbaik

25
317

Update.com| Diketahui bahwa Kapal selam TNI KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan Bali dan belum ditemukan. Diduga KRI Nanggala-402 ini hilang kontak setelah 1 jam dapat izin menyelam. Dari keterangan Biro Humas Kementerian Pertahanan, KRI Nanggala-402, yang akan melaksanakan penembakan torpedo SUT, meminta izin menyelam pada pukul 03.00 WIB, Rabu (21/04/2021) beberapa hari lalu.

Hingga saat ini, TNI terus berupaya keras mencari KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan Utara Pulau Bali. Seluruh armada dikerahkan demi menyelamatkan 53 awak yang berada di dalam kapal selam itu.

Menyikapi hilang kontak KRI Nanggala-402  Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan dengan tegas meminta penyelamatan 53 awak kapal KRI Nanggala-402 diprioritaskan. Jokowi meminta seluruh daya upaya terbaik diminta dikerahkan dalam upaya penyelamatan itu.

Operasi penyelamatan yang berpacu dengan waktu ini  dipimpin langsung oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Sebagai informasi, ketersediaan oksigen di dalam kapal KRI Nanggala-402 hanya 72 jam terhitung sejak kondisi mati listrik (black out).

Untuk menyelamatkan para kru, TNI pun mengerahkan seluruh sumber dayanya untuk segera menemukan KRI Nanggala-402. Setidaknya 21 KRI dikerahkan untuk mencari kapal selam yang hilang kontak saat latihan menembak torpedo tersebut.

“21 orang sudah 1 termasuk KRI Alugoro, jadi total jumlahnya saya sampaikan adalah 21 KRI. Kalaupun nanti ada penambahan, tapi yang jelas saat ini ada 21 KRI, termasuk KRI Alugoro, yaitu kapal selam juga,” kata Mayjen Achmad Riad Kapuspen TNI saat jumpa pers di Bali, hari ini, Jumat (23/04/2021).

Dalam pencarian itu, KRI Rigel juga menjadi salah satu kapal yang dikerahkan. Nantinya KRI Rigel dikerahkan untuk memonitor bawah laut. Panglima TNI akan memantau langsung pencarian dari kapal itu.

“KRI Rigel sudah dekat dan diharapkan sore atau siang hari ini bisa merapat sehingga langsung established atau membangun dan merencanakan kegiatan pencarian lebih detail dan sementara untuk menindaklanjuti atau untuk mencari hasil yang kemarin diperoleh KRI Rimau,” tutur  Achmad Riad.

Ada juga empat kapal dari kepolisian juga turut membantu pencarian. Keempat kapal itu disebut dilengkapi dengan ROV atau remotely operated underwater vehicle.

“Kemudian kita juga mendapatkan perbantuan dari kepolisian, yaitu sebanyak empat kapal. Jadi Kapal Gelatik, Kapal Enggang, Kapal Barata, Kapal Balam, di mana kapal-kapal tersebut juga yang dimiliki kepolisian juga dilengkapi dengan ROV atau unit drone termasuk juga memiliki kemampuan alat sonar 2 dimensi,” papar Achmad Riad.

Guna menemukan KRI Nanggala-402, bantuan juga datang dari negara-negara sahabat. Saat ini kapal hingga pesawat dari negara lain yang akan ikut membantu TNI melakukan pencarian pun tengah merapat. Kapal-kapal tersebut berasal dari Singapura, Australia, hingga India.

Achmad Riad  lebih lanjut memaparkan, kapal-kapal yang dari negara sahabat MV Swift (Singapura) harapan kita mudah-mudahan sore atau malam tiba kemudian, kemudian Mega Bakti dalam perjalanan, kemudian ada dari Balarak dari Austalia, kemudian HMS Sirius dari Australia, dan satu kapal dari India dan kita harapkan pesawat Poseidon bisa segera merapat.

Secercah harapan didapatkan saat KRI Raden Eddy Martadinata (331) dilaporkan sempat mendeteksi pergerakan di bawah air dengan kecepatan 2,5 knot. Namun kontak tersebut segera hilang sehingga belum bisa disimpulkan sebagai kapal selam KRI Nanggala-402.

“Selanjutnya, dari temuan tersebut, juga ada laporan di samping temuan minyak KRI REM 331, melaporkan telah terdeteksi pergerakan di bawah air dengan kecepatan 2,5 knot. Kontak tersebut kemudian hilang sehingga masih tidak cukup untuk mengidentifikasi kontak dimaksud sebagai kapal selam,” kata Achmad Riad di Lanud Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/04/2021) kemarin.

Hingga saat ini, keluarga Kru Kapal Selam Nanggala-402 masih menaruh asa kapal selam beserta kru-nya bisa ditemukan dengan selamat. Dari data manifes ada 53 personel yang mengikuti pelayaran KRI Nanggala-402 dalam latihan perang di perairan Bali. (iu)

25 KOMENTAR

    • Bukan masalah tua atau muda, yang penting itu masih layak di gunakan apa tidak..
      Kalau masih layak kan lumayan, buat tambah2 pertahanan

    • Kalau masih bisa digunakan kenapa tidak, bambu runcing aja dari Indonesia belum merdeka sampai Indonesia merdeka, masih di gunakan sampai sekarang kok.

  1. Bukan kelalaian prajurit atau kapal yang umur udah tua, tapi memang udah jalan ceritanya kek gitu. Intinya tetap berdoa dan jangan putus asa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini