Umumkan Sebagai Pemiliki Benua Antartika, Iran Akan Bangun Pangkalan Militer Di Kutub Selatan

8
406
Melalui Sebuah Siaran Televisi Pemerintah, Iran Klaim Kepilikan Atas Kutub Selatan Dan Berencana Untuk Membangun Pangkalan Operasi Militer Di Benua Es Itu

 

Isuterkini.com|  Benua Antartika diklaim Iran sebagai miliknya melalui sebuah siaran televisi pemerintah dan berencana untuk  membangun pangkalan operasi militer di benua es itu. Klaim Teheran ini dinilai menjadi tantangan langsung terhadap pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Diberitakan oleh New York Post, hari ini, Jumat (16/02/24), menuliskan bahwa pengumuman itu disampaikan Komandan Angkatan Laut Iran, Laksamana Muda Shahram Irania, pada akhir September tahun lalu.

Baca Juga : Mengejutkan Ternyata Putin Lebih Suka Biden Ketimbang Trump Pada Pilpres AS Mendatang

Melalui informasi dari media-media AS yang baru memberitakannya pekan ini, dengan mengutip terjemahan Institut Penelitian Media Timur Tengah (MEMRI) yang berbasis di Washington DC, Iran menegaskan memiliki hak properti di Kutub Selatan dan berencana untuk mengibarkan bendera mereka disana serta  melaksanakan pekerjaan militer dan ilmiah.

Pernyataan yang disampaikan Angkatan Laut Iran ini menarik perhatian baru sebagai respons terhadap milisi pro-Iran yang menewaskan tiga tentara AS di pangkalan Yordania bulan lalu. Belum ada tanggapan resmi otoritas AS terkait klaim Iran atas Antartika tersebut.

Dalampemberitaan  media terkemuka AS, Fox News Digital, bertanya kepada juru bicara Departemen Luar Negeri AS soal apakah pencairan dana Iran baru-baru ini sebesar US$ 6 miliar yang disimpan di Qatar bisa dipakai oleh Teheran untuk membangun pangkalan di Antartika.

Washington menegaskan hal itu tidak akan bisa dilakukan. Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS yang tidak disebut namanya menegaskan bahwa dana Iran yang disimpan di Qatar tidak boleh digunakan untuk kegiatan apa pun di Antartika.

Diketahui rezim Iran semakin agresif di Timur Tengah dan di seluruh dunia. Menurut analisa para pengamat veteran Iran, pemerintahan Biden mencairkan dana US$ 6 miliar sebagai keringanan sanksi untuk Teheran.

Baca Juga : Beri Tanggapan Soal Kritik Donald Trump, Kata NATO Amerika Serikat Tidak Berperang Sendirian

Pencairan dana itu diputuskan sebelum kelompok Hamas, yang didukung Iran, melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel, sekutu AS. Otoritas Tel Aviv melaporkan sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan itu, dengan lebih dari 30 orang di antaranya merupakan warga negara AS.

Israel menggempur Jalur Gaza tanpa henti hingga memicu kehancuran dan banyak kematian. Laporan otoritas kesehatan Gaza menyebut lebih dari 28.000 orang tewas akibat rentetan serangan Israel selama empat bulan terakhir. (it)

 

8 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini