Isuterkini.com| Benjamin Netanyahu yang juga merupakan Perdana Menteri (PM) Israel sampaikan militer Israel akan memberikan jalan yang aman bagi penduduk sipil menjelang serangan yang diperkirakan akan terjadi di kota Rafah, di Gaza selatan.
Diberitakan oleh Al Arabiya dan AFP pada Minggu (11/02/24) kemarin, Israel juga menolak kekhawatiran akan terjadinya bencana, meskipun ada kekhawatiran internasional atas potensi pembantaian di kota yang dipenuhi lebih dari satu juta pengungsi Palestina.
Dalam penjelasan yang disampaikan oleh Perdana Menteri Israel mengatakan kepada ABC News dalam acara Minggu Ini Bersama George Stephanopoulos bahwa serangan tersebut adalah kunci untuk menghancurkan Hamas.
Baca Juga : Militer Israel Klaim Telah Temukan Terowongan Hamas Di Bawah Markas Badan Pengungsi PBB di Gaza
“Kemenangan sudah dalam jangkauan. Kami akan melakukannya. Kami akan mendapatkan sisa batalyon Hamas dan Rafah, yang merupakan benteng terakhir, tapi kami akan melakukannya,” kata Netanyahu dalam sebuah cuplikan wawancara.
Masih menurut Netanyahu, militer Israel melakukan serangan terhadap Hamas sambil memberikan jalan yang aman bagi penduduk sipil agar dapat pergi. Dia menyebut sedang menyusun rencana terperinci terkait hal itu.
“Kami akan melakukannya sembari memberikan jalan yang aman bagi penduduk sipil sehingga mereka dapat pergi. Kami sedang menyusun rencana terperinci untuk melakukan hal itu,” ujar Netanyahu.
Perdana Menteri Israel itu menyebutkan bahwa wilayah utara Rafah yang telah dibersihkan dapat digunakan sebagai zona aman bagi warga sipil. Penguasa Hamas di Gaza telah memperingatkan kemungkinan adanya puluhan ribu korban di Rafah.
Baca Juga : Serangan Israel ke Rafah di Gaza Berpotensi Jadi Bencana Kemanusiaan, Amerika Serikat Beri Peringatan
Sementara itu, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borell bergabung dengan suara-suara internasional lainnya dengan mengatakan bahwa serangan di sana akan menyebabkan bencana kemanusiaan yang tak terkatakan.
Negara pendukung utama Israel seperti Amerika Serikat (AS) telah mengatakan pihaknya tidak mendukung serangan darat di Rafah. AS memperingatkan bahwa jika tidak direncanakan dengan baik, operasi semacam itu berisiko menimbulkan bencana.
Beberapa waktu lalu Presiden AS, Joe Biden mengeluarkan kritik terkuatnya terhadap Israel. Biden menggambarkan pembalasan Israel atas serangan Hamas sejak 7 Oktober sebagai tindakan yang berlebihan.
Ketika pasukan Israel terus bergerak ke arah selatan, Rafah telah menjadi pusat populasi besar terakhir di Gaza yang belum dimasuki pasukannya, bahkan ketika wilayah tersebut dibombardir oleh serangan udara hampir setiap hari.
Namun dalam pandangan Netanyahu kemenangan atas Hamas tidak dapat dicapai tanpa membersihkan batalion di Rafah, mengarahkan militernya untuk mempersiapkan operasi tersebut. Rencana Netanyahu tersebut memicu kekhawatiran dari para pemimpin dunia dan kelompok bantuan.
Disis lain, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi pada hari Sabtu memperingatkan dampak yang sangat serius dari penyerbuan dan penargetan Rafah. Arab Saudi juga menyerukan pertemuan mendesak Dewan Keamanan PBB. Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan dirinya sangat prihatin mengenai kemungkinan serangan tersebut. (it/udt)
Israel ngoto sekali serang Rafa ada apa ya
Parah semua daerah di Gaza diobok obok Israel
Jujur sedih aja lihat situasi di Gaza
Sama rasa rasanya kalau Gaza dekat pengen ikut perang lawan Israel
Antar nyawa itu namanya, mereka canggih canggih gitu, mending kita kumpulkan sumbangan untuk Palestina
Seluruh dunia Kritik Israel, negara itu tak bergeming juga
Seharusnya Israel diberi sanksi keras
Dia masa bodoh sih mau disanksi bagai mana juga
Tapi kalau seluruh dunia kompak kasih sangksi kapok juga pasti
ini ma ulah Netanyahu doang
Betul juga sih buktinya warga Isreal sendiri demo Netanyahu
Sudah sejak dahulu kala Israel dan palestina ga pernah akur
Betul juga ya mereka itu ga pernah akur
Perang itu merugikan semua pihak
Netanyahu bilang militer Israel melakukan serangan terhadap Hamas sambil memberikan jalan yang aman bagi penduduk sipil